Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/02/2020, 17:24 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

"Poinnya adalah cerita saja ke siapapun agar kita tidak sendiri memendam bullying itu. Banyak case yg terjadi sampai meninggal, karena mereka diam dan merasa baik baik saja," ucapnya.

Bahkan, jika memungkinkan kita juga bisa bersuara saat merasakan suatu perlakuan yang membuat tidak nyaman.

"Speak up, berani bilang enggak nyaman. Itu akan menjadi refleksi buat si pelaku," ucap Yori.

Baca juga: Mari Kenali dan Cegah Bullying Sebelum Menyesal...

3. Menghentikan siklus bullying

Seringkali pelaku bully adalah korban bullying di masa lalu. Siklus ini tidak akan putus jika kita terus melanggengkannya.

"Bully tidak dibalas dengan bully. Ini yang membuat kenapa mata rantai bullying terjadi terus karena saat dia tadinya korban lalu ingin membalas jadinya berputar-putar aja," ungkapnya.

4. Berkumpul dengan lingkar pertemanan positif

Terakhir, berbaurlah dengan orang-orang yang positif dan membuat kita percaya diri, termasuk ketika bergaul di media sosial.

"Dengan mengelilingi kita dengan pertemanan sehat, orang-orang yang baik, kita juga akan lebih enak bermain internet," kata Yori.

Baca juga: Mengapa Banyak Remaja Unggah Video Bullying di Medsos?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com