Skor depresi mencapai 19,6 persen lebih rendah pada peserta dengan tingkat aktivitas ringan yang tinggi secara konsisten.
Setiap jam tambahan aktivitas fisik ringan per hari pada usia 12, 14, dan 16 tahun dikaitkan dengan skor depresi lebih rendah masing-masing 9,6 persen, 7,8 persen, dan 11,1 persen di usia 18 tahun.
Tentu perlu dicatat, penelitian ini menunjukkan hubungan antara perilaku duduk dalam waktu lama dan gejala depresi, bukan hubungan sebab dan akibat.
Jauh lebih mudah untuk bangun dan pergi keluar ketika kita tidak mengalami depresi.
Lalu, saat kita tahu olahraga dapat membantu kesehatan mental, maka berjuang melawan depresi dapat membuat kita termotivasi untuk menjadi aktif.
Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk melihat efek jangka panjang dari gaya hidup kita yang semakin tidak aktif.
Tapi yang bisa dipelajari dari hal ini, mengurangi waktu yang kita habiskan dengan duduk merupakan kunci utama.
Penulis utama dan mahasiswa PhD Psikiatri UCL, Aaron Kandola mengatakan, "temuan kami menunjukkan, orang yang tidak aktif sepanjang masa remaja mereka menghadapi risiko depresi lebih besar di usia 18 tahun."
"Kami melihat, bukan hanya aktivitas lebih intens yang baik bagi kesehatan mental, namun setiap tingkat aktivitas fisik yang dapat mengurangi waktu kita duduk cenderung bermanfaat."
"Kita harus mendorong orang-orang dari segala usia untuk lebih banyak bergerak dan sedikit duduk karena itu baik bagi kesehatan fisik dan mental kita."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.