Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Kelamaan Tingkatkan Risiko Depresi, Benarkah?

Kompas.com - 12/02/2020, 17:31 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari untuk duduk dikaitkan dengan risiko depresi yang lebih tinggi.

Jadi, ada motivasi lain bagi kita untuk bangun selama beberapa menit dan meregangkan kaki, ketimbang duduk sepanjang hari.

Para peneliti di University College London menemukan, remaja yang menghabiskan waktu dengan duduk mempunyai risiko lebih besar terkena depresi, ketika mereka mencapai usia dewasa.

Tim peneliti menganalisa data pada 4.257 remaja yang mengambil bagian dalam studi anak-anak 90-an di University of Bristol.

Gerakan para peserta di usia 12, 14, dan 16 tahun dilacak setidaknya 10 jam selama tiga hari, menggunakan accelerometer.

Mereka juga menjawab kuesioner yang mengukur gejala depresi mereka, seperti suasana hati yang jelek, dan buruknya konsentrasi.

Peneliti menemukan, antara usia 12-16 tahun, aktivitas fisik menurun sementara waktu yang dihabiskan meningkat, dari rata-rata tujuh jam menjadi delapan jam 45 menit.

Untuk setiap jam tambahan yang dihabiskan dengan duduk setiap harinya, skor depresi peserta meningkat hingga 11,1 persen pada usia 18 tahun.

Mereka yang menghabiskan waktu dengan duduk secara konsisten di ketiga usia mempunyai skor depresi 28,2 persen lebih tinggi di usia 18 tahun, dibandingkan mereka yang jarang duduk lama.

Kabar baiknya, aktivitas ringan tingkat tinggi bisa membantu dalam banyak hal.

Skor depresi mencapai 19,6 persen lebih rendah pada peserta dengan tingkat aktivitas ringan yang tinggi secara konsisten.

Setiap jam tambahan aktivitas fisik ringan per hari pada usia 12, 14, dan 16 tahun dikaitkan dengan skor depresi lebih rendah masing-masing 9,6 persen, 7,8 persen, dan 11,1 persen di usia 18 tahun.

Tentu perlu dicatat, penelitian ini menunjukkan hubungan antara perilaku duduk dalam waktu lama dan gejala depresi, bukan hubungan sebab dan akibat.

Jauh lebih mudah untuk bangun dan pergi keluar ketika kita tidak mengalami depresi.

Lalu, saat kita tahu olahraga dapat membantu kesehatan mental, maka berjuang melawan depresi dapat membuat kita termotivasi untuk menjadi aktif.

Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk melihat efek jangka panjang dari gaya hidup kita yang semakin tidak aktif.

Tapi yang bisa dipelajari dari hal ini, mengurangi waktu yang kita habiskan dengan duduk merupakan kunci utama.

Penulis utama dan mahasiswa PhD Psikiatri UCL, Aaron Kandola mengatakan, "temuan kami menunjukkan, orang yang tidak aktif sepanjang masa remaja mereka menghadapi risiko depresi lebih besar di usia 18 tahun."

"Kami melihat, bukan hanya aktivitas lebih intens yang baik bagi kesehatan mental, namun setiap tingkat aktivitas fisik yang dapat mengurangi waktu kita duduk cenderung bermanfaat."

"Kita harus mendorong orang-orang dari segala usia untuk lebih banyak bergerak dan sedikit duduk karena itu baik bagi kesehatan fisik dan mental kita."

"Yang mengkhawatirkan, kaum muda yang kurang aktif dalam menghabiskan waktu terus meningkat selama bertahun-tahun."

"Jumlah anak muda dengan depresi juga tampak meningkat, dan penelitian kami menunjukkan dua tren ini bisa saja terkait."

Penulis senior studi, Dr. Joseph Hayes, dari Camden and Islington NHS Foundation Trust mengatakan, "aktivitas ringan bisa sangat berguna karena tidak perlu banyak usaha dan mudah masuk ke dalam rutinitas harian anak muda."

"Sekolah dapat mengintegrasikan aktivitas ringan bagi siswa, seperti berdiri atau latihan aktif," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com