Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2020, 18:02 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sakit maag adalah penyakit yang umum dialami oleh banyak orang, yang dipicu oleh gaya hidup yang buruk.

Medical Manager, Consumer Health Division Kalbe Farma, dr. Helmin Agustina Silalahi menyebutkan, 70 persen sakit maag memang disebabkan oleh gaya hidup.

Misalnya, kebiasaan makan tidak teratur, atau terlalu sering kerja hingga larut malam yang mengakibatkan stres.

Baca juga: Sakit Maag? Atasi dengan 5 Bahan Rumahan Berikut...

"Kadang ada orang yang bisa meng-handle stres, ada yang tidak bisa, bahkan sampai butuh antidepresan. Maka biasanya kami anjurkan untuk bisa mengelola stres."

Demikian diungkapkan oleh Helmin dalam diskusi kesehatan lambung di Citywalk Sudirman, Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Ada banyak mitos berkembang di masyarakat, salah satunya adalah sakit maag menjadi penyebab kematian.

Terlebih, beberapa figur publik juga dikabarkan meninggal karena memiliki penyakit maag kronis.

Lalu, apakah penyakit maag memang bisa menyebabkan kematian?

Ternyata, jawabannya adalah tidak.

Baca juga: Bolehkah Makan Nanas Jika Punya Maag?

"Sakit maag tidak mematikan tapi bisa semakin parah jika tidak langsung ditangani atau tidak diatasi dengan baik."

Helmin mencontohkan, ketika ada seseorang yang mengalami sakit maag kronis lalu mengalami pembuluh darah pecah, orang tersebut kemudian berisiko mengalami anemia dan bisa berujung pada penyakit serius.

"Ujung-ujung (penyakitnya) itulah yang bisa menyebabkan kematian, yakni penyakit-penyakit yang muncul ketika sakit maag tidak diobati," tutur dia.

Selain itu, orang yang memiliki penyakit maag akan terganggu kualitas hidupnya.

Dalam tabel skor kualitas hidup terkait dispepsia fungsional (sakit maag) pada 2011, kualitas hidup orang yang sehat dalam beberapa aspek cenderung lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki sakit maag.

Misalnya dari skor fungsi fisik, orang-orang yang sehat mencapai angka sekitar 86,1 persen, sedangkan orang dengan sakit maag hanya 77,9 persen.

"Perbedaannya cukup signifikan. Kalau kualitas hidup terganggu, produktivitas juga akan turun," ungkap dia.

Mengatasi sakit maag

Ketika sudah mengalami sakit maag atau merasakan gejalanya, segeralah melakukan hal-hal berikut:

- Segera atasi, jangan menunggu hingga sakit maag mengganggu aktivitas.

Kamu bisa mengonsumsi obat yang ada di pasaran dengan tetap cermat membaca kemasan, dan pergi ke dokter jika sakit maag tidak sembuh setelah lebih dari dua minggu.

- Kenali faktor pencetus sakit maag sebab penyebabnya bisa berbeda pada setiap orang. Mengenali pencetus sejak awal bisa membantu mengobati sakit maag sedini mungkin.

Baca juga: Yogurt bagi Penderita Maag, Kenapa Tidak?

- Bagi orang-orang yang sensitif dengan kopi, usahakan mengisi perut terlebih dahulu sebelum minum kopi.

- Perbaiki gaya hidup dan usahakan makan teratur. Hindari makanan pedas, berlemak dan alkohol.

- Menghindari diet ketat.

- Berhenti merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com