Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/02/2020, 23:11 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah kita memerhatikan anak kita menjadi hiperaktif setelah makan kue dengan pewarna makanan hijau cerah dan taburan cokelat warna pelangi?

Wajar untuk berasumsi bahwa gula adalah biang keladinya, namun penelitian menunjukkan sejumlah masalah dipicu dari pewarna makanan buatan.

Julia Zumpano, RD, ahli diet terdaftar, menyoroti kemungkinan risiko terkait pewarna makanan dan cara meminimalkannya. 

Mengapa kita perlu mengkhawatirkan pewarna makanan?

Penelitian telah menghubungkan pewarna makanan buatan dengan:

- Hiperaktif, termasuk ADHD

- Perubahan perilaku seperti cepat marah dan depresi

- Gatal-gatal dan asma

- Pertumbuhan tumor (tiga pewarna makanan utama mengandung benzena, zat yang dikenal sebagai penyebab kanker).

Baca juga: Mengkaji Aman Tidaknya Sakarin, Si Pemanis Buatan dalam Makanan

Adakah penelitian yang mengatakan pewarna makanan buatan berbahaya?

Hasilnya beragam. Beberapa penelitian menunjukkan hubungan antara pewarna makanan dan peningkatan hiperaktif pada anak-anak.

Sebuah penelitian di Australia menemukan, 75 persen orangtua memerhatikan peningkatan perilaku dan perhatian setelah menghilangkan pewarna buatan.

Para peneliti juga menemukan pertumbuhan tumor pada hewan yang mengonsumsi pewarna makanan dosis tinggi, meski sulit menerjemahkan artinya bagi anak-anak.

Beberapa penelitian mengungkap, sejumlah kecil benzena dalam pewarna tidak dapat menimbulkan risiko tinggi.

Saat ini, AS tidak melarang pewarna makanan buatan.

Namun beberapa negara menyebut, ada cukup bukti untuk membenarkan pelarangan mereka terhadap pewarna makanan.

Baca juga: Menonton Acara Memasak Terbukti Bikin Anak Doyan Makanan Sehat

 

Umumkah menggunakan pewarna makanan?

Pewarna makanan ada di mana saja. Mulai dari frosting penghias cake, mac and cheese, minuman energi, hingga sereal.

Bahkan, sejumlah jenis roti memiliki pewarna makanan.

Haruskah menghindari pewarna makanan?

Sebaiknya meminimalkan pewarna makanan dalam makanan anak-anak.

Jika ada risiko kanker dalam keluarga, harap lebih waspada untuk menghindari pewarna buatan.

Baca juga: Perkenalkan Anak dengan Rasa Alami Makanan Sedini Mungkin

Keempat strategi ini dapat membantu kita membatasi jumlah pewarna makanan buatan yang dikonsumsi anak:

1. Membaca label makanan

Cari makanan yang menggunakan pewarna makanan alami dari ekstrak buah atau sayuran.

Bit, jus blueberry atau beta karoten adalah alternatif yang baik.

Obat anak-anak --seperti sirup batuk cair atau tablet-- juga bisa mengandung pewarna makanan, jadi carilah obat yang bebas pewarna.

2. Membuat bekal rumahan

Kita punya kendali penuh saat membuatkan bekal bagi anak.

Jika anak ingin membawa makanan penutup ke sekolah, pertimbangkan kue cokelat atau kue gula yang tidak harus dibekukan. Atau memilih pewarna dari toko makanan alami.

Baca juga: Kesukaan pada Makanan Manis Dimulai sejak Dini

3. Batasi makanan olahan

Makanan yang datang dalam satu paket, diproses dan hampir semuanya mengandung pewarna makanan. Batasi makanan olahan jika memungkinkan.

4. Terapkan hidup sehat

Hindari memberi anak-anak makanan olahan sebisa mungkin.

Begitu anak-anak terbiasa mengonsumsi makanan olahan, akan sulit untuk menyingkirkan makanan tersebut.

Saat kita menemukan makanan dengan pewarna, bicarakan dengan anak, bahwa makanan makanan berwarna bukan pilihan yang baik bagi tubuh mereka.

Jika anak-anak kita pergi ke pesta, sarankan mereka untuk memilih jus apel daripada minuman berenergi atau soda.

Juga, selalu berikan contoh yang baik ketika kita berada di sekitar anak-anak.

Baca juga: Kapan Harus ke Dokter Saat Keracunan Makanan?

Bagaimana kita mengetahui pewarna makanan buatan dapat memengaruhi anak?

Kita bisa menyaring intoleransi pewarna makanan di rumah.

Coba hilangkan semua makanan dengan pewarna selama satu atau dua minggu.

Namun, bisa jadi kita tidak sadar bagaimana pewarna makanan memengaruhi anak-anak sampai kita mengenalkan makanan dengan pewarna dan melihat reaksi mereka.

Baca juga: Cara Nirina Zubir Hadapi Anak yang Suka Pilih-pilih Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com