Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi pada Otot Jantung Saat Mengalami Henti Jantung Mendadak

Kompas.com - 18/02/2020, 08:51 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Henti jantung mendadak adalah kondisi ketika jantung tiba-tiba berhenti berdenyut. Ketika hal ini terjadi, darah berhenti mengalir ke otot jantung dan organ-organ vital lainnya dalam tubuh.

Jika tidak diatasi dalam hitungan menit, henti jantung mendadak bisa mengakibatkan kematian.

Jantung adalah organ tubuh yang menakjubkan. Otot jantung bisa memompa oksigen dan darah kaya nutrisi ke seluruh tubuh.

Dalam sehari, jantung berdetak 100.000 kali dan mengalirkan darah sebanyak 2.000 galon. Itu sebabnya otot jantung disebut sebagai otot terkuat karena bisa berfungsi tanpa henti.

Lebih jauh lagi, ketika jantung berdetak, darah mengalir lewat pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh. Tak hanya mengalirkan oksigen dan nutrisi, sirkulasi ini juga membuang hasil metabolisme dari tubuh.

Apabila otot jantung yang memiliki 15.000 filamen di serabutnya berhenti bekerja, artinya darah berhenti terpompa dan dapat mengakibatkan kematian.

Jika otot lain bisa bekerja atas ‘perintah’, tidak demikian halnya dengan otot jantung. Bukan otak atau saraf pusat yang mengendalikan kinerja otot jantung, melainkan sel-sel khusus yang disebut sel pacu jantung.

Sel ini yang mengatur kontraksi jantung kita, termasuk perintah mempercepat atau memperlambat detak jantung.

Baca juga: 8 Kebiasaan Penting demi Jantung yang Lebih Sehat dan Kuat

Mekanisme kerja otot jantung

Untuk memahami apa yang terjadi pada otot jantung saat mengalami henti jantung mendadak, ada baiknya jika kita mengerti bagaimana mekanisme kerja otot jantung.

Di dalam jantung, ada sistem yang mengatur denyut dan irama detak jantung. Ketika ada masalah dalam sistem ini, detak jantung akan terganggu.

Dalam istilah medis, kondisi ini disebut aritmia. Pada fase ini, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan.

Bahkan, aritmia juga bisa membuat otot jantung berhenti mengalirkan darah ke seluruh tubuh dan terjadilah henti jantung mendadak (sudden cardiac arrest).

Jantung terletak di belakang tulang rusuk dan di antara paru-paru. Di luar, jantung terdiri dari otot jantung yang menyusun bagian dinding. Di sinilah terjadi kontraksi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.

Sementara di bagian permukaan, ada pembuluh darah koroner yang mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung.

Di bagian dalam, jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu serambi kiri (atrium sinistra), serambi kanan (atrium dekstra), bilik kiri (ventrikel sinistra), dan bilik kanan (ventrikel dekstra).

Dinding jantung bagian bilik cenderung lebih tebal karena kinerjanya yang lebih berat, yaitu memompa darah ke seluruh jaringan tubuh.

Samakah dengan serangan jantung?

Hal yang tak kalah penting diketahui adalah henti jantung mendadak berbeda dengan serangan jantung. Serangan jantung terjadi apabila aliran darah ke otot jantung terhenti. Artinya, jantung tidak serta merta berhenti berdenyut.

Biasanya, henti jantung mendadak bisa terjadi setelah atau dalam proses pemulihan dari serangan jantung. Orang-orang yang menderita penyakit jantung berisiko mengalami henti jantung mendadak lebih tinggi.

Selain itu, usia dan penyakit seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, gagal ginjal, dan diabetes bisa berpengaruh pada risiko henti jantung mendadak.

Meski demikian, henti jantung mendadak bisa terjadi pada orang-orang yang tampak sehat dan belum pernah mengalami masalah pada jantungnya.

Baca juga: 8 Tanda Awal Serangan Jantung yang Penting Diketahui

Apa yang harus dilakukan?

Ketika orang yang ada di sekitar mengalami henti jantung mendadak, kenali gejalanya. Beberapa gejala yang umum terjadi adalah:

  • Pingsan
  • Tidak ada detak jantung
  • Tidak bernafas atau bernafas tersengal
  • Tidak sadarkan diri

Hal yang perlu dilakukan adalah memanggil ambulans untuk membawa penderita ke rumah sakit.

Kita juga bisa melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) dengan menekan dada pasien dengan cepat dan keras. Terus lakukan dan pastikan dada mengembang sempurna di antara kompresi.

Dalam kasus henti jantung mendadak, waktu adalah kunci. Ada jendela waktu kecil yang sangat krusial untuk menyelamatkan nyawa seseorang lewat CPR. Untuk itu, setiap orang direkomendasikan mengetahui bagaimana memberikan CPR.

Baca juga: Tips Pertolongan Pertama pada Penderita Serangan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com