Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengatasi Kesedihan dan Depresi Setelah Kematian Orang Tercinta

Kompas.com - 18/02/2020, 16:10 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Ada banyak hal indah dan menyenangkan dalam hidup, namun ada pula momen-momen kehilangan yang sangat menguras emosi. Misalnya, meninggalnya pasangan atau anggota keluarga.

Kehilangan orang-orang tercinta bisa memicu kesedihan yang mendalam. Bagi beberapa orang, kesedihan itu bisa memicu depresi.

Depresi berkepanjangan bisa membuat keseharian menjadi tidak produktif. Meski terasa sulit untuk dihindarkan, namun ada beberapa pendekatan yang bisa diambil untuk membantu memulihkan diri.

Baca juga: Kesedihan Bisa Datang Dalam Berbagai Bentuk

Lalu, apa perbedaan sedih dan depresi? Setiap orang memiliki reaksi kesedihan yang berbeda. Beberapa orang menunjukkan gejala duka yang sama seperti depresi, seperti menarik diri dari sosial dan merasakan kesedihan yang amat mendalam.

Meski begitu, dari segi durasi, orang-orang yang mengalami depresi cenderung mengalaminya sepanjang waktu.

Sementara orang yang mengalami kesedihan biasanya memiliki gejala yang fluktuatif atau tiba-tiba datang dalam gelombang besar.

Dari segi penerimaan dukungan, orang-orang yang mengalami depresi seringkali mulai mengisolasi diri sementara orang-orang yang merasa sedih mungkin menghindari setting sosial, namun seringkali menerima dukungan dari orang-orang tercinta.

Baca juga: Cegah Depresi dan Risiko Bunuh Diri dengan Berkumpul Bersama Keluarga

Sementara dari kemampuan fungsi, seseorang yang merasa sedih mungkin masih bisa pergi kerja atau sekolah.

Mereka berpikir partisipasi dalam aktivitas tersebut mungkin akan membantu menenangkan pikiran mereka.

Namun, jika seseorang dinyatakan depresi secara klinis mungkin akan merasakan gejala-gejala yang sangat parah sehingga tidak bisa pergi ke tempat kerja atau melakukan tugas penting lainnya.

Kesedihan bisa memicu depresi. Tetapi, tidak semua orang yang merasakan duka mengalami depresi.

Baca juga: Terungkap, Alasan Penderita Depresi Suka Dengar Lagu Sedih

Komplikasi kesedihan

Rasa sedih adalah emosi yang normal dan bisa terjadi ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai.

Namun, beberapa orang mengalami tingkat kesedihan yang lebih signifikan dan lebih lama. Ini dikenal sebagai kesedihan yang rumit.

Kesedihan yang rumit bisa memiliki gejala yang mirip dengan gejala depresi. Ini juga dapat menyebabkan depresi atau memperburuk depresi pada seseorang yang sudah mengalaminya.

Beberapa gejala yang dimaksud antara lain:

- Kesulitan memikirkan hal lain selain kematian orang tercinta.

- Merasakan kerinduan yang sangat mendalam terhadap orang yang dicintai setelah mereka meninggal.

- Sulit menerima bahwa orang yang dicintai sudah tiada.

- Merasakan kepahitan berkepanjangan karena kehilangan.

- Merasa hidup tidak memiliki arti.

- Sulit mempercayai orang lain.

- Kesulitan mengingat memori-memori positif tentang orang tercinta, dan

- Merasakan kesedihan yang semakin memburuk.

Baca juga: Bagaimana Kelelahan Bisa Menyebabkan Kematian?

Cara memulihkan diri

Merawat diri sendiri bukanlah tindakan egois ketika kita mengalami kesedihan. Sebaliknya, hal itu bisa menjadi bagian dari proses yang membantu kita merasa lebih baik secara mental dan fisik.

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memulihkan diri dari kesedihan antara lain:

- Berolahraga teratur, seperti berjalan-jalan, naik sepeda, mengikuti kelas olahraga, dan lainnya. Jika ragu memilih jenis olahraga yang akan dilakukan, konsultasikanlah terlebih dahulu dengan dokter.

- Tidur setidaknya 7 hingga 8 jam setiap malam.

- Mempelajari keterampilan baru, seperti mengikuti kelas memasak, bergabung dengan klub buku, mengikuti seminar di perguruan tinggi setempat, dan lainnya.

- Menelepon teman atau orang yang dicintai untuk menanyakan kabar hingga menawarkan dukungan.

- Bergabung dengan kelompok khusus yang juga mengalami kehilangan orang yang dicintai.

Baca juga: Rutin Berolahraga Efektif Membantu Mengobati Depresi

Beberapa pendekatan bisa membantu sebagian orang, namun tidak bagi sebagian orang lainnya. Pada akhirnya, tak sedikit yang malah mengonsumsi obat-obatan dan alkohol sebagai jalan keluarnya.

Ingatlah bahwa pilihan tersebut akan membuat diri kita lebih buruk.

Ketika menghadapi tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan orang tercinta yang sudah meninggal, seperti hari ulang tahun atau hari ulang tahun pernikahan, kamu tak perlu berpura-pura lupa atau tidak tahu.

Rayakanlah hari itu sebagai sebuah memori atau habiskan waktumu dengan orang-orang tercinta yang bisa membuatmu lebih baik.

Baca juga: Tak Perlu Dihindari, Rasa Sedih Juga Bermanfaat

Jika kamu merasa membutuhkan bantuan, cobalah pergi ke dokter untuk mendapatkan solusi. Kapan sebaiknya perlu berdiskusi dengan dokter? Setidaknya, ada beberapa gejala yang bisa kamu lihat:

- Kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari.

- Merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri atas kematian orang tercinta.

- Merasa tidak punya tujuan hidup.

- Kehilangan semangat untuk bergabung dalam aktivitas sosial.

- Berharap diri sendiri juga mati, dan

- Merasa hidup sudah tidak berharga jika tidak ada orang tercinta.

Ingatlah bahwa kehilangan orang tercinta, bukan berarti membuat hidupmu juga berakhir, namun memang hal tersebut akan membawa sebuah perbedaan dalam hidup.

Carilah bantuan dan dukungan agar kamu merasa lebih baik. Seiring berjalannya waktu, yakinlah bahwa kamu bisa menemukan cara pemulihan yang akan membantumu bergerak maju, sambil merayakan memori lama yang indah bersama orang yang kamu cintai tersebut.

Baca juga: Mengenali Gejala Fisik Depresi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com