Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga Intensitas Tinggi Berlebih Berisiko bagi Jantung

Kompas.com - 18/02/2020, 19:17 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita semua tahu bahwa olahraga baik untuk kesehatan tubuh. Namun, terlalu banyak berolahraga ternyata sangat tidak baik untuk tubuh.

Penelitian yang dilakukan para peneliti dari University of Illinois dan Kaiser Permanente, memgukuhkan kesimpulan itu.

Para pria kulit putih yang melakukan olahraga intensitas tinggi, 86 persen lebih berisiko mengalami penumpukan plak di arteri dibanding dengan yang berolahraga dengan intensitas lebih rendah.

Meski begitu, keterkaitan tersebut -ternyata, tidak terlihat pada pria kulit hitam.

Baca juga: Waspadai Gagal Jantung! Ketahui Ciri-ciri Sakit Jantung

Demi mengupas temuan itu lebih jauh, para peneliti mempelajari lintasan aktivitas fisik dari 3.175 partisipan berkulit putih dan hitam.

Mereka disatukan dalam sebuah penelitian tentang Pengembangan Risiko Arteri Koroner pada Dewasa Muda (CARDIA) dengan responden berusia 18-30 tahun.

Kemudian, para peneliti mengamati keberadaan coronary artery calcium (CAC) pada peserta.

CAC adalah adalah tes yang mengukur jumlah kalsium di dinding-dinding arteri jantung. CAC bisa menjadi peringatan signifikan dari penyakit jantung yang akan datang.

Baca juga: Meninggal Mendadak Tak Selalu karena Serangan Jantung

Mereka yang mengambil bagian dalam penelitian ini diminta melaporkan aktivitas fisiknya selama setidaknya tiga dari delapan pemeriksaan lanjutan selama periode 25 tahun, mulai dari 1985-2011.

Peserta dimasukkan ke dalam tiga kategori berdasarkan pola aktivitas fisik mereka.

Kelompok pertama terdiri dari mereka yang berolahraga di bawah pedoman nasional Amerika Serikat yakni kurang dari 150 menit seminggu.

Kelompok kedua adalah mereka yang memenuhi pedoman nasional untuk olahraga yakni 150 menit seminggu.

Ada pun kelompok ketiga adalah mereka yang berolahraga tiga kali di atas pedoman nasional atau lebih dari 450 menit seminggu.

Baca juga: 4 Pemicu Serangan Jantung pada Orang Muda dan Terlihat Sehat

"Kami berharap melihat tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi dari waktu ke waktu dan kondisi tersebut akan dikaitkan dengan tingkat CAC yang lebih rendah."

Begitu kata asisten profesor terapi fisik di UIC College of Applied Health Sciences, Deepika Laddu dalam sebuah pernyataan.

Namun, Laddu dan timnya menemukan fakta yang sebaliknya.

Bahkan, mereka yang berolahraga paling banyak atau kelompok III, 27 persen lebih berisiko mengalami pengembangan CAC pada usia paruh baya, daripada mereka yang berolahraga paling sedikit, atau kelompok 1.

Setelah memperhitungkan usia dan ras, tim menemukan bahwa pria kulit putih berada pada risiko tertinggi.

Menurut penelitian, ada kecenderungan yang sama untuk wanita kulit putih, tetapi tidak signifikan secara statistik.

“Karena hasil penelitian menunjukkan tingkat risiko yang berbeda secara signifikan antara partisipan kulit hitam dan putih berdasarkan lintasan olahraga jangka panjang, data ini memberikan alasan untuk penyelidikan lebih lanjut."

Baca juga: Kaitan Erat antara Kesehatan Jantung dan Ginjal

"Terutama penelitian berdasarkan ras ke dalam mekanisme biologis lain untuk risiko CAC pada orang yang melakukan aktivitas fisik tinggi,” kata Laddu.

Ada pun studi tersebut dipublikasikan di Mayo Clinic Proceedings.

Kesehatan jantung

Studi lainnya sebelumnya juga menemukan hubungan antara latihan intensitas tinggi dan dampaknya terhadap kesehatan jantung.

Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan di BMJ menemukan, melakukan terlalu banyak olahraga intensitas tinggi dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kematian akibat serangan jantung atau stroke, pada orang yang sudah menderita penyakit jantung.

Para peneliti menemukan, mereka yang melakukan olahraga harian paling berat memiliki risiko dua kali lipat meninggal karena serangan jantung atau stroke.

Studi lain juga menemukan, pria muda yang melakukan latihan ketahanan selama lebih dari lima jam seminggu berisiko mengalami detak jantung yang tidak teratur di kemudian hari sebesar 19 persen.

Baca juga: 4 Langkah Mencegah Serangan Jantung

Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pria yang hanya melakukan kurang dari satu jam seminggu.

Namun, latihan intensitas tinggi terbukti bermanfaat bagi mereka yang menderita diabetes tipe 2.

Menurut temuan American Heart Association, pasien dengan diabetes tipe 2 yang melakukan tiga latihan intensitas tinggi 10 menit selama lima hari dalam seminggu dapat memperbaiki level kolesterol, gula darah, dan berat badan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com