Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, 5 Tipe Orang yang Tak Cocok untuk Lakukan Latihan HIIT

Kompas.com - 18/02/2020, 20:50 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Demikian diungkapkan Shelley Keating, Ph.D., seorang peneliti di Sekolah Gerakan Manusia dan Ilmu Gizi di Universitas Queensland, Australia.

Kendati demikian, perlu dicatat bahwa studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan, HIIT memiliki tingkat kejadian jantung yang rendah.

Bahkan, pada pasien dengan penyakit jantung atau gagal jantung, risiko tersebut tetap rendah.

Jadi, untuk amannya, kamu harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba HIIT jika kamu termasuk dalam salah satu kategori yang disebutkan di atas.

2. Pemula

Hati-hati bagi kamu yang baru memulai berolahraga. Jika kamu "melompat" langsung ke HIIT maka kamu berisiko mengalami cedera, masalah otot, serta kelelahan.

Hal itu mungkin terjadi bagi karena gerakan yang terlalu banyak dan terlalu cepat. Demikian diungkapkan ahli fisiologi olahraga Tom Holland, yang juga penulis The Marathon Metode.

Baca juga: HIIT Bisa Bikin Sembelit, Apa Alasannya?

Mengapa? Tidak hanya otot dan jaringan lain yang belum cukup kuat untuk menangani intensitas, tetapi kemungkinan kamu juga tidak mengenal tubuh sendiri dengan baik.

Termasuk mengenali kapan saatnya untuk memutar balik, atau berhenti sama sekali.

Wawasan semacam itu hanya muncul saat kita sudah memperoleh lebih banyak pengalaman dengan olahraga.

"Jadi habiskan setidaknya dua bulan membangun dasar kekuatan dan kebugaran aerobik sebelum mencoba HIIT," kata Holland.

Atau, gabungkan latihan interval tetapi pada intensitas yang lebih rendah -misalnya, jogging ketimbang berlari cepat, sebelum berusaha keras menjajal HIIT.

3. Memiliki cedera

Karena intensitas dan sifat berdampak tinggi dari beberapa latihan, HIIT menempatkan banyak tekanan pada otot, persendian, tendon, dan ligamen.

"Latihan ini pun dapat meningkatkan risiko cedera atau cedera ulang," kata Keating.

Jika kamu berurusan dengan segala jenis cedera yang menyebabkan sakit, kamu sebaiknya bertahan dalam bentuk olahraga yang lebih "soft".

Baca juga: Mana yang Paling Efektif, Sprint, HIIT atau Lari Intensitas Moderat?

"Tidak berolahraga mungkin akan lebih buruk bagi saya, daripada memulai program olahraga, terlepas dari intensitasnya," kata Feito.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com