KOMPAS.com - Pria rupanya memiliki risiko kematian lebih tinggi daripada wanita jika mereka mengidap virrus corona, demikian kesimpulan peneliti Cina dalam studi terbesar terkait wabah ini.
Pada penelitian yang diterbitkan itu, analis mempelajari 72.314 catatan pasien dari Chinese Center for Disease Control and Prevention.
Catatan merinci 44.762 kasus dari virus corona, 16.186 kasus dicurigai, dan 889 kasus di mana pembawa virus corona tidak menunjukkan gejala.
Baca juga: Kurangi Pelukan dan Ciuman Bisa Cegah Penyebaran Corona?
Pasien dikategorikan ke dalam tiga kelompok dari gejalanya, yaitu ringan, berat, dan, kritis.
Sebagian besar kasus dicatat pada orang berusia 30 hingga 69 tahun, menurut penelitian.
Kebanyakan dari mereka yang didiagnosis dengan virus corona --secara resmi bernama COVID-19-- telah dilaporkan "paparan dari Wuhan".
Sementara 81 persen dari kasus yang dikonfirmasi telah diklasifikasikan sebagai kasus ringan.
Berdasarkan temuan, hanya 4,7 persen kasus mencapai status "kritis", yang berarti pasien mengalami gejala seperti gagal napas, shock septik, dan disfungsi beberapa organ.
Namun, data menunjukkan, setengah dari kasus yang dikategorikan kritis telah berakibat fatal.
Baca juga: Benarkah Flu Musiman Lebih Buruk Dibanding Virus Corona?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.