KOMPAS.com - Emosi dan rasa marah boleh jadi sering kita rasakan. Meski terlihat wajar, kita harus berhati-hati. Sebab, emosi buruk yang terjadi terus menerus bisa meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, seperti penyakit aritmia.
Untuk menghindari aritmia dan gangguan jantung lain, ada sejumlah cara mengendalikan emosi yang bisa kita praktikkan.
Aritmia merupakan penyakit, yang mengakibatkan detak jantung menjadi tidak normal. Detak jantung tidak normal tersebut, dapat menjadi terlalu lambat, atau terlalu cepat, dan tidak beraturan. Umumnya, penyakit ini menyerang saat orang memasuki usia lanjut.
Cara mengendalikan emosi yang sederhana, tapi efektif
Kamu mungkin sering mendengar perkataan, “Jangan sering marah, nanti cepat tua.” Sebenarnya, yang harus lebih kita waspadai adalah risiko penyakit yang mungkin menyerang, akibat sering marah.
Memiliki rasa marah, apabila beralasan, merupakan hal yang normal. Malah, hal tersebut merupakan sesuatu yang menyehatkan.
Baca juga: 5 Emosi Negatif yang Bisa Diubah Jadi Positif
Namun, jika emosi kerap memuncak disertai kemarahan yang meledak-ledak, seperti melempar barang dan berteriak, kamu bisa mengalami gangguan kesehatan. Oleh karena itu, kendalikanlah amarah, dengan langkah-langkah berikut ini.
Kenali tanda-tanda akan marah
Ketahui tanda-tanda yang akan membuat emosi meledak-ledak. Dengan mengenali tanda-tanda ini, kamu dapat menyiapkan diri, dan meredam keinginan untuk marah.
Tarik napas yang panjang
Saat gejolak emosi melanda, segera tarik napas dalam-dalam. Tarik napas dari hidung dan embuskan melalui mulut, selama beberapa saat. Lakukan cara ini secara perlahan.
Berhitung
Saat merasa gejolak amarah mulai muncul, cobalah untuk menghitung satu hingga sepuluh, sebagai cara untuk menahan emosi.
Kamu mungkin juga perlu menghitungnya hingga 100, jika gejolak amarah sangat tinggi. Saat berhitung, detak jantung akan melambat, sehingga membuat amarah menjadi reda.
Tinggalkan lokasi kejadian