Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/02/2020, 09:07 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Emosi dan rasa marah boleh jadi sering kita rasakan. Meski terlihat wajar, kita harus berhati-hati. Sebab, emosi buruk yang terjadi terus menerus bisa meningkatkan risiko terserang penyakit jantung, seperti penyakit aritmia.

Untuk menghindari aritmia dan gangguan jantung lain, ada sejumlah cara mengendalikan emosi yang bisa kita praktikkan.

Aritmia merupakan penyakit, yang mengakibatkan detak jantung menjadi tidak normal. Detak jantung tidak normal tersebut, dapat menjadi terlalu lambat, atau terlalu cepat, dan tidak beraturan. Umumnya, penyakit ini menyerang saat orang memasuki usia lanjut.

Cara mengendalikan emosi yang sederhana, tapi efektif

Kamu mungkin sering mendengar perkataan, “Jangan sering marah, nanti cepat tua.” Sebenarnya, yang harus lebih kita waspadai adalah risiko penyakit yang mungkin menyerang, akibat sering marah.

Memiliki rasa marah, apabila beralasan, merupakan hal yang normal. Malah, hal tersebut merupakan sesuatu yang menyehatkan.

Baca juga: 5 Emosi Negatif yang Bisa Diubah Jadi Positif

 

Namun, jika emosi kerap memuncak disertai kemarahan yang meledak-ledak, seperti melempar barang dan berteriak, kamu bisa mengalami gangguan kesehatan. Oleh karena itu, kendalikanlah amarah, dengan langkah-langkah berikut ini.

Kenali tanda-tanda akan marah

Ketahui tanda-tanda yang akan membuat emosi meledak-ledak. Dengan mengenali tanda-tanda ini, kamu dapat menyiapkan diri, dan meredam keinginan untuk marah.

Tarik napas yang panjang

Saat gejolak emosi melanda, segera tarik napas dalam-dalam. Tarik napas dari hidung dan embuskan melalui mulut, selama beberapa saat. Lakukan cara ini secara perlahan.

Berhitung

Saat merasa gejolak amarah mulai muncul, cobalah untuk menghitung satu hingga sepuluh, sebagai cara untuk menahan emosi. 

Kamu mungkin juga perlu menghitungnya hingga 100, jika gejolak amarah sangat tinggi. Saat berhitung, detak jantung akan melambat, sehingga membuat amarah menjadi reda.

Tinggalkan lokasi kejadian

Sebelum merespons suatu kejadian yang memancing emosi, tinggalkan lokasi tersebut. Kamu mungkin dapat pula melanjutkan cara ini dengan berjalan keluar rumah maupun kantor, untuk beberapa saat.

Baca juga: Emosi Negatif Juga Merusak Tubuh

Ucapkan ‘mantra’

Temukan kata-kata, yang dapat dijadikan mantra, untuk menenangkan emosi. Misalnya, “Tenang dulu,” atau “Sabar, sabar.”

Berempati

Jika amarah yang kamu rasakan berkaitan dengan sikap atau kinerja seseorang, termasuk rekan kerja, cobalah untuk berempati.

Bayangkan, rekan itu mungkin memang telah melakukan yang terbaik, meski belum memuaskan. Ingat, rekan kamu sebenarnya tidak berniat buruk.

Ekspresikan kekecewaan 

Jika pikiran sudah kembal jernih, ekspresikan dengan baik-baik hal yang membuat kamu emosi dan kecewa. 

Kamu bisa menyampaikannya dengan tegas dan jelas, namun tetap tanpa menyakiti hati orang lain. 

Baca juga: Coba Simak, 9 Teknik Cerdik Kendalikan Rasa Marah

Ngobrol dengan teman dekat

Kamu mungkin masih mengingat hal-hal yang membuat emosi. Cobalah berbincang dengan teman terdekat, untuk mendapatkan perspektif baru. Dengan demikian, kamu juga bisa menyalurkan uneg-uneg yang dirasakan.

Berolahraga

Olahraga dapat membantu terhindar dari marah dan stres. Dengan begitu, risiko penyakit jantung pun dapat berkurang. Selain itu, aktivitas fisik juga dapat mengurangi tekanan darah, serta meningkatkan kolesterol baik untuk tubuh.

Mencari bantuan profesional untuk temukan cara mengendalikan emosi

Apabila tips di atas belum berhasil, kamu disarankan untuk mencari bantuan profesional. Sebagai langkah awal, cobalah untuk mengikuti kelas dan pelatihan manajemen amarah.

Berkonsultasi dengan psikolog juga dapat membantu memahami faktor yang memicu kemarahan.

Menerapkan cara mengendalikan emosi di atas, tidak hanya membantu memelihara kesehatan jantung secara spesifik. Manajemen amarah yang baik, dapat pula menurunkan risiko terserang kondisi medis lain, termasuk gangguan tidur insomnia, sakit perut, bahkan penyakit stroke.

Baca juga: Marah Bisa Picu Penyakit Bagi Lansia, Apa Alasannya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com