KOMPAS.com - Heartburn atau dada terbakar, asam lambung, dan GERD adalah tiga hal berbeda, tetapi tahukah kamu bahwa ketiganya berkaitan?
Dimulai dengan kerongkongan yang terdiri dari otot-otot yang halus, memanjang dari tenggorokan ke bawah melalui rongga dada dan ketika melewati otot-otot perut, bergabung di dalam perut.
Ketika kamu menelan, kerongkongan terbuka dan kemudian meremas makanan.
Baca juga: Berbagai Minuman yang Bisa Mengurangi Gejala Asam Lambung
Di bagian paling bawah kerongkongan, ada katup yang memisahkannya dari perut. Katup itu normalnya harus tertutup.
Saat kamu menelan, katup terbuka sehingga makanan bisa melewatinya, dan kemudian ia menutup lagi.
Dilansir dari clevelandclinic, Refluks asam lambung adalah kelainan yang terjadi ketika katup terbuka di saat yang tidak seharusnya, sehingga isi lambung (asam, jus pencernaan, enzim dan / atau makanan) dapat mengalir kembali dari perut ke kerongkongan dan menyebabkan gejala.
Dalam kondisi normal, seseorang bisa mengalami refluks asam lambung hingga satu jam per hari dan tak merasakannya.
Tetapi, menurut spesialis gastroenterologi Scott Gabbard, jika seseorang memiliki masalah refluks, hal itu dapat menyebabkan heartburn – di mana muncul rasa sensasi terbakar di bagian tengah dada, di bawah tulang dada, terutama setelah makan atau pada malam hari saat kamu berbaring.
Jadi, heartburn adalah gejala refluks asam lambung. Refluks asam lambung ini juga dapat menyebabkan regurgitasi - naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung tanpa disertai oleh rasa mual maupun kontraksi otot perut.
Baca juga: Yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan Ketika Sakit Lambung
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.