penelitian ini menggunakan data dari 2.022 anak-anak yang berpartisipasi dalam CHILD Cohort Study.
Peneliti memeriksa paparan harian, mingguan dan bulanan partisipan terhadap 26 jenis pembersih rumah tangga, termasuk pencuci piring dan deterjen, pembersih, desinfektan, poles, hingga penyegar udara.
"Risiko sesak napas berulang dan asma terutama lebih tinggi di rumah-rumah yang sering menggunakan produk tertentu, seperti penyegar udara cair atau padat, penghilang bau plug-in, semprotan debu, pembersih tangan antimikroba dan pembersih oven," komentar penulis utama, Jaclyn Parks yang merupakan seorang mahasiswa pascasarjana di Fakultas Ilmu Kesehatan di SFU.
Baca juga: 5 Hal yang Bisa Memicu Serangan Asma
Menurutnya, para orangtua kini mungkin perlu memertimbangkan penggunaan produk pembersih semprotan beraroma pada rutinitas pembersihan mereka.
Para peneliti meyakini, rumah yang sehat tidak akan berbau sama sekali.
Pesan lainnya dari penelitian ini adalah, bahwa beberapa bulan pertama kehidupan sangat penting untuk pengembangan sistem kekebalan dan pernapasan bayi.
"Dengan mengidentifikasi paparan berbahaya selama masa bayi, tindakan pencegahan dapat diambil untuk berpotensi mengurangi asma pada anak dan risiko alergi lainnya," kata dia.
Baca juga: Adakah Kaitan antara Asma dan Obesitas?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.