Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tusuk Gigi atau Dental Floss, Lebih Baik yang Mana?

Kompas.com - 20/02/2020, 06:49 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sisa makanan yang menyelip di antara gigi seringkali membuat kita merasa tidak nyaman.

Lalu sebagai solusinya, tusuk gigi pun digunakan untuk mengambil sesuatu yang mengganjal tersebut.

Namun ternyata menurut Drg. Radiati Dhewayati Antarianto, tusuk gigi sangat tidak disarankan untuk menghilangkan sisa makanan di sela gigi.

Baca juga: Kenali Penyebab dan Tanda Gigi Berlubang pada Anak

Tusuk gigi itu sebenarnya tidak boleh, karena mengakibatkan iritasi ke gusinya ya.”

Begitu kata Radiati dalam pembukaan Nayya Beauty Clinic di Jalan Tunda Bara, Cilandak, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Radiati menambahkan, ada dampak lain juga yang muncul karena penggunaan tusuk gigi yang biasanya terbuat dari bambu tersebut.

“Itu juga kadang serat-serat tusuk giginya juga tertinggal kan, nah itu bisa menyebabkan radang gusi,” ujar Radiati.

Baca juga: Rajin Sikat Gigi Namun Masih Bau Mulut, Apa Alasannya?

Untuk itu, dia lebih menyarankan untuk menggunakan dental floss yang bisa didapatkan di apotek atau supermarket terdekat.

Dental floss adalah benang gigi yang dipakai dalam proses flossing, yakni membersihkan sela-sela gigi.

Meski banyak orang mengetahui teknik membersihkan gigi ini, namun masih jarang yang melakukannya. Tusuk gigi sepertinya lebih familiar.

Padahal, temuan dari Leisure World Cohort Study menunjukkan, menggunakan dental floss ternyata ada kaitannya dengan umur panjang.

Para peneliti melihat umur panjang pada 5.611 orang dewasa yang mereka ikuti selama hampir satu dekade.

Mereka yang tidak menggunakan dental floss memiliki peningkatan risiko kematian 25-29 persen selama masa studi.

Jadi, menggunakan obat kumur atau tusuk gigi bukanlah pengganti.

Meski demikian, untuk mendapatkan gigi yang bersih tanpa ada sisa makanan yang terselip, langkah menyikat gigi dengan gerakan yang benar adalah pilihan terbaik.

Baca juga: Sering Menggertakkan Gigi Saat Tidur, Apa Sebabnya?

“Menyikat gigi paling tidak setiap habis makan dan sebelum tidur. Dengan gerakan berputar dan naik turun,” ujar Radiati.

Pasalnya, teknik sikat gigi yang benar sangat mempengaruhi kesehatan gigi dan juga gusi.

“Karena teknik horizontal itu bisa menyebabkan resesi. itu bikin gigi ngilu. Makannya kalau gusi naik, akar terekspos, otomatis jadi ngilu,” ungkap dia.

“Selain itu juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan berkala antara 3-6 bulan sekali,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com