Pada akhirnya kondisi ini merusak hipokampus, wilayah otak yang terlibat dalam memori dan kontrol nafsu makan.
Baca juga: Cegah Makan Berlebih Setelah Olahraga Lari
Penjelasan detil mengenai hal ini memang belum jelas. Namun, salah satu gagasan yang muncul adalah bahwa hipokampus memblokir atau melemahkan ingatan tentang makanan ketika kita kenyang, jadi melihat sebuah kue tidak akan membanjiri ingatan kira dengan ingatan betapa nikmatnya kue itu.
"Ketika hippocampus berfungsi kurang efisien, kita akan dibanjiri kenangan sehingga makanan jadi lebih menarik," kata Stevenson.
Ia percaya bahwa pada saatnya pemerintah akan mendapat tekanan untuk memberlakukan pembatasan pada makanan olahan, seperti halnya dalam pengaturan rokok.
Baca juga: Sri Mulyani Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai, Ini Kata Ahli Gizi
Sebab temuan ini menunjukkan bahwa makanan olahan dapat menyebabkan gangguan kognitif halus yang mempengaruhi nafsu makan serta membuat orang-orang muda dan sehat makan berlebih.
"Ini menjadi temuan yang mengkhawatirkan bagi semua orang," katanya.
Dalam jangka panjang, pola makan ala barat berkontribusi pada obesitas dan diabetes, dua kondisi yang berkaitan dengan penurunan kinerja otak dan risiko terkena demensia.
Rachel Batterham, profesor obesitas, diabetes dan endokrinologi di University College London yang tidak terlibat dalam penelitian ini menjelaskan, temuan tersebut bisa menjadi pintu masuk untuk menyelidiki apakah pola makan ala barat benar dapat merusak ingatan dan kontrol nafsu makan pada manusia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.