Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melatih Anak Tunggal agar Mudah Bergaul dan Mau Berbagi

Kompas.com - 21/02/2020, 11:22 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

KOMPAS.com - Bagi orangtua yang memiliki anak tunggal berusia balita, mungkin memiliki kekhawatiran tertentu mengenai perkembangan si buah hati.

Ada pikiran, apakan dia bakal menjadi lebih nyaman bergaul dengan orang dewasa ketimbang anak seusianya?

Atau, apakah dia akan merasa kesepian karena tak memiliki kakak atau adik untuk diajak bermain bersama?

Juga bisa jadi muncul kekhawatiran bahwa anak ini akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit berbagi, karena terbiasa hidup seorang diri dan menjadi pusat perhatian di rumah. 

Baca juga: Anak yang Tidur Larut Malam Berisiko Obesitas

Namun -ternyata, penelitian mengungkap, anak tunggal bakal sama bahagianya dengan anak lain, sama percaya diri, memiliki banyak teman, dan sama-sama mampu berbagi, sepanjang dia dibimbing oleh orangtuanya.

Belajar berbagi

Tentu saja, ada anak-anak tunggal yang mengalami kesulitan bergaul dengan teman sebayanya. Namun, hal itu bukan perkara mutlak akibat anak tersebut tak memiliki saudara kandung. 

Demi menghindari anal semata wayang yang masih berusia 3-4 tahun berubah menjadi anak yang manja, dan tak bisa bergaul, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua.

Cobalah untuk mulai mengajari anak dengan keterampilan sosial dasar. Misalnya, dorong dia untuk berbagi mainan dan barang miliknya dengan teman-temannya, tetangga, dan anak-anak lain di kegiatan pra sekolah.

Baca juga: Waspadai, 5 Risiko Kesehatan yang Muncul dari Rasa Kesepian

Awalnya, mungkin dia akan merasa hal tersebut sulit untuk dilakukan, karena terbiasa memiliki segalanya sendiri.

Nah, untuk memulai pengasuhan ini, ada dia metode yang bisa diterapkan.

Pertama, cobalah untuk mulai menjelaskan, kenapa dia harus berbagi. Gunakanlah alasan yang tepat bagi anak seusianya.

Misalnya, bahwa berbagi memberi setiap orang kesempatan dengan mainan.

Atau, dengan berbagi mainan dengan anak-anak lain, maka dia akan disukai oleh teman-teman.

Kedua, tunjukkan padanya alternatif. Ketika kita melihat anak berdebat dengan salah satu temannya tentang siapa yang bisa bermain dengan mainan tertentu, kita mungkin tergoda untuk mengambil mainan itu agar tak diperebutkan.

Namun, hukuman semacam ini hanya akan mengajarkan dia untuk tetap bersengketa, tanpa mengundang perhatian orangtuanya.

Baca juga: 8 Nutrisi Penting untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com