Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipercaya dapat Atasi Masalah Punggung, Apa Itu Terapi Chiropractic?

Kompas.com - 21/02/2020, 12:11 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Pengobatan alternatif tidak hanya berupa akupuntur, tanaman herbal, ataupun jamu-jamuan. Kini terapi chiropractic kerap digunakan oleh sebagian orang sebagai pengobatan alternatif.

Terapi ini menekankan penanganan masalah tulang belakang dan tangan tanpa melibatkan operasi.

Banyak orang awam menganggap chiropractic bersifat medis dan dilakukan oleh dokter. Faktanya, chiropractor bukanlah dokter.

Namun, para chiropractor (terapis) wajib menjalani pelatihan tertentu dan mendapatkan sertifikasi sebelum bisa membuka terapi chiropractic.

Para chiropractor harus berkuliah dalam bidang ilmu pengetahuan alam, yang dilanjutkan dengan menjalani empat tahun pelatihan dan masa praktek terapi chiropractic.

Terapi chiropractic biasanya digunakan untuk pengobatan alternatif seperti nyeri leher, bahu, punggung, sistem saraf, dan daerah tubuh lainnya.

Terapi ini tidak hanya mengatasi rasa nyeri di bagian tubuh, tetapi juga dapat diyakini mampu menangani sembelit, naiknya asam lambung, mengatasi persendian, otot, tulang, dan jaringan pengikat, seperti ligamen, tendon, dan sebagainya.

Terapi chiropractic juga diketahui mampu menangani ibu yang sedang hamil dan membantu janin bergerak ke posisi yang semestinya menjelang kelahiran. Konsultasikan ke dokter kandungan, apakah terapi ini cocok untuk kondisi kita.

Bagaimana terapi chiropractic dilakukan?

Sebelum menjalani terapi chiropractic, kamu sebaiknya menggunakan baju yang longgar dan nyaman, serta melepaskan perhiasan atau aksesoris lain pada tubuh.

Saat mengikuti terapi chiropractic, terapis akan mengecek rekam medis dan melakukan pemeriksaan fisik, berupa x-ray, untuk melihat apakah ada keretakan pada tulang.

Jika tidak ada keretakan pada tulang, maka kita bisa mengikuti terapi chiropractic. Hal ini karena terapi chiropractic tidak boleh digunakan untuk mengatasi kondisi tulang yang mengalami keretakan atau patah.

Setelahnya, kamu akan diminta untuk duduk atau berbaring di meja khusus tempat terapi chiropractic dilakukan. Saat berada di meja, kamu akan dipandu untuk melakukan gerakan-gerakan tertentu untuk mengatasi keluhan.

Terkadang, kamu akan diminta untuk mengganti baju ke baju khusus yang telah disediakan oleh terapis chiropractic.

Saat melakukan gerakan-gerakan tersebut, kamu bisa saja mendengarkan bunyi ‘pop’ ataupun gemeretak. Seusai terapi chiropractic, kamu dapat mengalami efek samping seperti merasa lelah, nyeri pada daerah tubuh tertentu, atau sakit kepala.

Terapis chiropractic mungkin akan memberikan beberapa latihan fisik yang dapat dilakukan di rumah untuk menanggulangi keluhan kita, serta saran penerapan gaya hidup, olahraga, dan nutrisi yang dibutuhkan.

Apakah ada efek samping dari melakukan terapi chiropractic?

Umumnya, setelah menjalani terapi chiropractic, kita akan merasa nyeri atau capek. Meskipun jarang terjadi, seseorang bisa saja mengalami stroke, terjepitnya saraf, atau masalah pada lempengan tulang (herniated disk).

Oleh karenanya, selalu pastikan bahwa terapis chiropractic yang dipilih memiliki sertifikasi yang profesional dan telah menjalani pelatihan.

Akan lebih baik lagi jika kamu berkonsultasi ke dokter sebelum menjalani terapi chiropractic sebagai pengobatan alternatif.

Baca juga: Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Memutuskan Terapi Chiropractic

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com