Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan Plus Size Berjuang Lewat Kontes Kecantikan

Kompas.com - 21/02/2020, 15:23 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kontes kecantikan seringkali identik dengan perempuan bertubuh jenjang dan ramping.

Penampilan para kandidat begitu memukau, membuat sebagian perempuan bermimpi untuk bisa mengikuti kontes kecantikan suatu hari.

Kat Henry adalah satu dari sekian banyak perempuan yang senang menyaksikan Miss Universe dan Miss World sejak usia muda. Ia berharap suatu saat punya kesempatan untuk ikut di kontes serupa.

Baca juga: Peserta Pakai Hanbok Seksi, Kontes Kecantikan Korea Diprotes

Namun, sebagai perempuan bertubuh 'plus size' dan kulit gelap, Kat merasa belum pernah melihat kontestan dengan penampilan seperti dirinya.

Namun, di usianya yang ke-30 pada 2014 lalu, ia memutuskan untuk mengikuti kontes kecantikan pertamanya.

Ia mengikuti Ms British Beauty Curve, sebuah kompetisi untuk perempuan 'plus size' berukuran lebih dari 14 dan memenangkannya.

Enam tahun berlalu, banyak gelar telah ia dapatkan. Tahun ini, perempuan yang mewakili Surrey tersebut menjadi salah satu dari 25 kontenstan yang berkompetisi untuk Miss Great Britain.

Baca juga: Kisah Kelam Para Model Bertubuh Plus Size

Miss Great Britain sendiri merupakan kontes untuk siapa saja yang berusia di atas 27 tahun, tanpa batasan usia atas dan merupakan salah satu kontes kecantikan terbesar di Inggris.

Jelang pengumuman pemenang, Kat sedang melakukan persiapan untuk hari besarnya.

Kepada Metro.co.uk, ia mengatakan bahwa kebanyakan kontestan sebetulnya tidak memiliki penampilan fisik seperti dirinya.

"Tipikal kontestan Miss Great Britain punya tubuh tinggi, jenjang, ramping, dan berkulit cerah. Sangat jarang perempuan berkulit gelap atau 'plus size' memenangkan kontes besar ini," ungkapnya.

Namun, alih-alih membuatnya putus asa, kondisi tersebut justru membuatnya termotivasi untuk menjadi contoh bagi perempuan-perempuan lainnya dan mendobrak stereotip yang ada.

Perempuan yang memiliki latar belakang teater musikal ini memang mengawali karirnya di kontes kecantikan khusus perempuan 'plus size'.

Baca juga: Manekin Plus-Size Nike, Karena Olahraga untuk Semua

 

Namun, kontes kedua yang diikutinya adalah United Kingdom Galaxy, sebuah kontes yang boleh diikuti oleh perempuan dengan berbagai ukuran tubuh.

Saat itu, kata dia, sangat jarang terdengar ada perempuan dengan ukuran tubuh dan warna kulit seperti dirinya mengikuti kontes kecantikan dan mengenakan bikini.

Pada kontes keduanya, Kat berhasil masuk 10 besar. Sejak saat itu, ia kerap memenangkan berbagai kontes termasuk Ms International Curve di 2018.

Mengikuti kontes kecantikan dengan tubuh 'plus size' dan berkompetisi dengan perempuan-perempuan bertubuh ideal membuatnya mendapatkan beragam komentar negatif.

Menurutnya, banyak orang yang masih meyakini bahwa perempuan-perempuan berukuran tubuh besar tidak termasuk ke dalam jenis tubuh yang sehat.

Baca juga: Usaha Calvin Klein Bangkitkan Merek Lewat Iklan dengan Model Plus-Size

Namun komentar-komentar tersebut tidak mengganggunya. Ia tetap bangga dengan bentuk tubuhnya saat ini.

"Aku tidak meminta orang lain untuk suka padaku, tapi aku minta orang tidak menghakimi orang lain. Biarkan mereka menikmati kehidupannya dan fokus sehat secara mental," ungkapnya.

Meski berukuran 'plus size', Kat yang bekerja sebagai instruktur kebugaran di Boost Fit memahami betul pentingnya menjaga bentuk tubuh.

Namun, menurutnya ketika seseorang menemukan kebiasaan untuk melakukan olahraga tertentu dengan cara yang tidak seperti menjalani sebuah hukuman, orang tersebut akan lebih menikmati apa yang dijalaninya.

"Aku adalah seorang perempuan, seorang ibu, dan sudah melalui drama-drama diet. Aku menyadari bahwa ada yang lebih penting daripada hanya mengkhawatirkan angka timbangan," kata dia.

Hari-hari mengikuti kontes kecantikan memiliki peran besar terhadap pandangan hidupnya. Menurutnya, orang-orang yang tidak memahami kehidupan kontes kecantikan cenderung akan beranggapan bahwa itu hanyalah sekadar kontes adu cantik. Padahal, ada banyak hal di belakang itu.

Baca juga: Belajar Mencintai Diri Sendiri dari Model Plus-Size, Iskra Lawrence

Para kontestan melakukan banyak kerja filantropi dan sukarela.

Untuk kompetisi Miss dan Ms Great Britain, misalnya, mereka membuka acara amal untuk anak dengan kondisi Duchenne Muscular Dystrophy.

"Ada usaha komunitas yang besar dan sebuah persaudaraan. Aku menemukan banyak teman dan komunitas yang tidak pernah kudapatkan jika aku tidak terlibat. Ini bukan sekadar estetika," katanya.

Ia menambahkan, partisipasi di kontes kecantikan tidak hanya tentang tubuh yang kurus, seberapa percaya dirinya kontestan ketika berjalan atau seberapa pasnya pakaian yang digunakan.

Lebih dari itu, Kat menilai partisipasi di kontes kecantikan adalah tentang bagaimana seseorang bisa menjadi contoh bagi orang-orang lainnya.

"Jika kamu tidak tahu, cari tahu lebih banyak sebelum menghakimi," katanya.

Berkompetisi membuat hidup Kat berubah dan ia merasa jauh lebih percaya diri. Ia ingin agar perempuan-perempuan lainnya juga punya kepercayaan diri yang sama.

Ia mencontohkan putrinya yang berusia 17 tahun sebagai seseorang yang sedang melalui waktu sulit, karena tidak percaya diri dengan bentuk tubuhnya.

Seperti putrinya, Kat juga pernah mengalami kecemasan dalam hidupnya.

"Namun, bereksplorasi dengan kreativitas diri membuatku jauh lebih percaya diri dan membantu diriku melewati masa-masa tersebut," kata dia.

Baca juga: Halima Aden, Kontestan Miss USA Pertama yang Kenakan Hijab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com