Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi pada Otak Ibu Saat Pertama Melihat Senyum Bayinya

Kompas.com - 23/02/2020, 17:28 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Motherly

KOMPAS.com—Rasa sakit pasca persalinan serta jadwal tidur yang berantakan, tentu akan dialami semua ibu baru. Namun, hal itu seakan tak menjadi masalah saat melihat senyum merekah di wajah mungil bayi.

Bagi banyak ibu, senyum itu akan membuat hati meleleh dan jiwa menjadi begitu hangat. Ini adalah penghiburan untuk membantu melewati tantangan berikutnya, apakah itu latihan tidur, flu pertama bayi, atau masa-masa rewel karena tumbuh gigi.

Setiap kali bayi itu tersenyum, seorang ibu akan ingat, "saya bisa melakukan ini".

Dayna M. Kurtz, LMSW, CPT seorang psikoterapis dan penulis Mother Matters: A Holistic Guide to Being a Happy, Healthy Mom, mengatakan ia melihat ini dalam praktik klinisnya.

"Seorang ibu menceritakan pengalamannya tentang senyum pertama bayinya. Pada delapan minggu pascapersalinan, kelelahan dan kewalahan, dia ingat bayinya tersenyum lebar padanya sebelum makan malam," kata Kurtz.

"Pada saat itu, dia diliputi oleh kegembiraan dan kelegaan yang luar biasa, dan merasakan, untuk pertama kalinya, hubungan yang nyata dengan putranya,” imbuhnya.

Baca juga: Manfaat Menunda Memandikan Bayi Baru Lahir

Jadi, ada apa dengan senyum bayi yang bisa sangat memengaruhi seorang ibu? Bisakah itu semua dikaitkan dengan hormon ibu-baru?

Mungkin itu berasal dari naluri bertahan hidup yang menghubungkan bayi dengan ibunya, atau bayi belajar isyarat sosial. Atau ada sesuatu yang lebih dalam otak kita?

Pada 2008, para ilmuwan di Houston, TX menerbitkan penelitian mereka tentang topik tersebut.

Studi mereka, "What's in a Smile? Maternal Brain Responses to Infant Facial Cues", mengambil data MRI dari 26 wanita ketika mereka mengamati foto bayi mereka yang sedang tersenyum, menangis, atau dengan ekspresi netral.

Foto yag ditunjukkan itu termasuk bayi ibu sendiri, berganti dengan bayi asing dari etnis yang sama yang memakai pakaian dan posisi foto yang sama.

Dalam setiap gambar, bayi menunjukkan emosi yang berbeda melalui salah satu dari tiga ekspresi wajah; bahagia, netral, atau sedih.

Baca juga: Jenis Teman yang Dibutuhkan Setiap Ibu Baru

Ilustrasi Shutterstock Ilustrasi

Peneliti memantau perubahan aktivitas otak ibu melalui transisi dalam gambar dari bayi sendiri ke bayi yang tidak mereka kenal, dari bahagia menjadi netral menjadi sedih dan sebaliknya.

"Ketika seorang ibu baru melihat wajah bayi mereka, jaringan otak yang luas tampaknya diaktifkan, di mana informasi afektif dan kognitif dapat diintegrasikan dan diarahkan ke output motorik atau perilaku," tulis penulis penelitian.

Melihat bayinya tersenyum atau menangis merangsang area otak yang akan menghasut ibu untuk bertindak, apakah itu untuk menghibur, merawat, atau membelai dan bermain dengan bayi.

Halaman:
Sumber Motherly
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com