Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terjadinya Kehamilan Tak Segampang Bertemunya Sperma dengan Sel Telur

Kompas.com - 23/02/2020, 21:53 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com— Pernyataan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty yang menyebutkan bahwa perempuan bisa saja hamil karena berenang dengan lawan jenis memang sudah diralat. Sitti juga sudah meminta maaf dan mengakui pernyataannya keliru.

Meski begitu, pernyataan awal tersebut mungkin bisa menunjukkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki pengetahuan yang benar akan kesehatan seksual dan reproduksi.

Dijelaskan oleh dokter obstetri dan ginekologi, Ivan Rizal Sini, MD, FRANZCOG, GDRM,  kehamilan pada wanita membutuhkan proses yang panjang.

Seorang wanita yang sudah puber akan mengeluarkan sel telur setiap bulan untuk bisa di fertilisasi oleh sperma dalam kurun waktu 24-48 jam. Jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding rahim akan luruh atau disebut menstruasi.

Ivan mengatakan, kehamilan juga hanya bisa terjadi pada masa subur atau ovulasi.

“Bicara tentang masa subur dan berhubungan, itu juga enggak selamanya bisa jadi kehamilan, karena sel telur itu tidak selamanya bagus,” ujar Ivan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (23/2/2019).

Baca juga: Tips Menghitung Masa Subur Berdasarkan Siklus Menstruasi

Ivan menambahkan, pada saat masa subur, akan terjadi peningkatan aktifitas dari hormon yang dikenal sebagai hormon estradiol dan progesteron. Hormon itu berfungsi untuk mengatur reseptifitas dari rahim yang akan meningkatkan lendir dalam rahim.

“Lendir itu yang yang akan menjadi medium untuk sperma bisa berenang dari mulai serviks, uterus, sampai ke saluran telur, baru ke sel telur,” papar dokter dari RS Bunda Menteng Jakarta ini.

Sementara itu, sperma membutuhkan medium untuk bisa berenang, yaitu cairan semen.

“Enggak bisa sembarang sperma yang disemprotkan akan bisa terjadi kehamilan,” ucapnya.

Ivan menegaskan bahwa air tidak bisa menjadi medium untuk sperma bisa hidup. Di dalam liang kemaluan wanita saja, sperma belum tentu bisa berenang mencapai indung telur untuk proses pembuahan.

Menurutnya, berpikir bahwa perempuan yang berenang di kolam renang yang ada sel spermanya maka akan terjadi kehamilan adalah hal tidak logis.

“Jadi, bisa dikatakan tidak mungkinlah terjadi kehamilan dengan proses yang dikatakan hanya dengan berada di satu kolam renang dengan lawan jenis,” imbuhnya.

Dalam keterangan terpisah, Ketua BKKBN dr.Hasto Wardoyo Sp.OG mengatakan hal serupa.

"Sperma kalau tidak berada di medianya akan segera mati dan tidak bisa bergerak aktif. Air kolam renang jelas bukan media sperma," kata Hasto.

Ia menegaskan bahwa tidak memungkinkan laki-laki yang mengeluarkan sperma di kolam renang maka bisa menghamili perempuan di satu kolam tersebut.

Baca juga: 6 Tanda Jumlah Sperma Sedikit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com