Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Datang Lagi, Waspadai Munculnya Penyakit-penyakit Ini

Kompas.com - 25/02/2020, 20:35 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Seseorang dapat terinfeksi leptospira akibat melakukan kontak dengan air, tanah, maupun vegetasi yang terkontaminasi oleh urine binatang yang terinfeksi, seperti tikus.

Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka di kulit danpermukaan mukosa (seperti hidung, mulut, tenggorokan, dan genital).

Setelah teinfeksi, penyakit ini membutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk menimbulkan gejala. Akan tetapi, gejala juga dapat terjadi dalam rentang 2 sampai 26 hari.

Pada fase awal, gejala yang dapat dialami, antara lain: demam tinggi, muntah, diare, nyeri otot terutama pada tungkai, sakit kepala, dan mata merah.

Apabila berlanjut, setelah 1-2 minggu kemudian akan terjadi gangguan yang lebih berat, yaitu tubuh akan tampak kuning (jaundice), gangguan ginjal, denyut jantung tidak beraturan, gangguan paru, dan meningitis.

Tindakan pencegahan yang bisa dilakukan adalah menghindari kontak dengan cairan dan benda yang terkontaminasi urine binatang yang terinfeksi. Salah satunya dengan memakai alat pelindung seperti sepatu boots saat banjir.

Baca juga: Mengenal Leptospirosis, Penyakit Langganan Pasca-Bencana Banjir

4. Hepatitis A

Hepatitis A merupakan infeksi akut yang terjadi pada hati akibat terinfeksi oleh virus hepatitis A.

Berbeda dengan hepatitis B dan C, hepatitis A dapat menyebar lewat makanan dan air yang terkontaminasi atau kontak langsung dengan seseorang yang terinfeksi.

Risiko tekena penyakit hepatitis A ini meningkat pada kondisi sanitasi dan higenitas yang buruk.

Gejala yang dialami adalah demam, mual, muntah, perubahan warna kulit menjadi kuning, mata menjadi kuning, pembesaran hati yang dapat terlihat dari perut bagian kanan atas yang membesar.

Cara paling efektif untuk menghindari penyakit ini saat banjir adalah dengan meningkatkan kebersihan diri, makanan dan minuman yang dikonsumsi, serta melakukan vaksinasi hepatitis A.

Peningkatan jumlah nyamuk saat banjir juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit demam dengue, demam berdarah dengue, dan malaria pada daerah endemik.

Pada banjir yang besar, korban banjir lebih rentan mengalami tenggelam dan trauma akibat potongan benda-benda tajam yang terbawa bersama dengan arus air. Hal ini berisiko menyebabkan tetanus.

Oleh karena itu, seseorang yang mengalami luka terbuka dianjurkan untuk mendapatkan booster vaksin tetanus apabila pernah mendapat vaksinasi sebelumnya.

Apabila belum pernah memperoleh imunisasi atau luka sangat terkontaminasi, maka dapat diberikan vaksinasi pasif berupa tetanus imunoglobulin.

Baca juga: Waspada 7 Penyakit Ini Bila Anak Terpapar Banjir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com