Jika memiliki luka terbuka pada kulit, pastikan luka itu tertutup sebelum bersentuhan dengan air banjir. Ingat, salah satu dampak banjir adalah penyakit tetanus.
Bakteri penyebab tetanus yang berada di air banjir dapat masuk ke tubuh lewat luka yang terbuka tersebut.
Setelah berada di air banjir, periksalah apakah luka itu mengalami infeksi atau tidak. Luka yang infeksi biasanya ditandai dengan rasa sakit yang kian hebat, kebas, bengkak, kemerahan, menjadi berair (atau bernanah), hingga menyebabkan demam.
Bila memungkinkan, periksakan kondisi ke dokter terdekat. Dokter mungkin akan menanyakan riwayat imunisasi tetanus, kemudian menyuntikkan vaksin tersebut jika diperlukan.
Baca juga: Waspada 7 Penyakit Ini Bila Anak Terpapar Banjir
Gunakan losion nyamuk
Gunakan losion yang mengandung DEET atau Picardin. Bila tidak ada losion nyamuk, kita dapat menggunakan baju dan celana untuk menghindari gigitan nyamuk yang dapat mengakibatkan munculnya berbagai penyakit, seperti demam berdarah dan malaria.
Selain nyamuk, kita juga harus mewaspadai munculnya hewan-hewan lain karena naiknya air hujan, seperti kecoa, cacing, kelabang, tikus, hingga ular.
Bila dampak banjir tidak memungkinan untuk tetap tinggal di dalam rumah yang kebanjiran, mengungsilah untuk sementara waktu. Apalagi bila persediaan makanan dan air bersih kian menipis.
Hubungi nomor darurat milik badan penanggulangan bencana banjir terdekat dari lokasi untuk segera dievakuasi.
Baca juga: Lakukan Ini untuk Mencegah Penyakit Pasca-banjir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.