Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/02/2020, 12:46 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tidak ada orangtua yang sempurna, namun setiap orangtua pasti berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.

Meski begitu, disadari maupun tidak, masih ada banyak orangtua yang melakukan kesalahan dalam pengasuhan karena dilandasi rasa terlalu sayang atau terlalu berusaha melindungi.

Ingatlah bahwa apa yang kamu lakukan sebagai orangtua akan berdampak jangka panjang terhadap psikologis anak.

Oleh karena itu, penting untuk melihat apakah ada pola asuh yang diterapkan secara kurang tepat.

Baca juga: 10 Teknik Parenting Positif untuk Mendisiplinkan Anak

Sebab, ada kemungkinan kesalahan yang dilakukan mengarah pada tanda-tanda "toxic parenting" yang berdampak buruk terhadap anak, bahkan meskipun tak kamu sadari.

Meskipun pola asuh setiap orangtua berbeda, namun toxic parenting mengakar dari ketidakpedulian atau abai.

Apapun itu, penting untuk mengenali tanda-tandanya sedini mungkin, apakah kamu salah satu dari toxic parents tersebut?

1. Disiplin berlebih

Banyak orangtua percaya pada konsep bahwa semakin anak sering ditegur, maka mereka akan menjadi disiplin dan sopan.

Mendisiplinkan anak memang merupakan aspek yang sangat penting dalam mengasuh anak, tetapi disiplin berlebih justru bisa menyerang tingkat kepercayaan diri anak.

2. Overprotektif

Sebagai orangtua, kita tentunya ingin anak-anak kita aman dan sehat. Namun, penting untuk mengetahui di mana harus menentukan batasan.

Ketika kamu mulai overprotektif alias terlalu melindungu anak-anakmu, kamu sebenarnya mengarahkan mereka kepad kegagalan yang lebih besar dalam hidup.

Perilakumu tidak hanya akan dianggap membatasi dan mengganggu, tetapi juga dapat menghambat mereka untuk mengambil segala jenis risiko dan tantangan di kemudian hari.

Baca juga: Mengenal Organic Parenting, Gaya Pengasuhan Anak Alami

3. Membandingkan dengan anak lain

Ketika kamu mulai membandingkan anak dengan orang lain, seperti saudara atau teman-temannya, pada dasarnya kamu seperti mengatakan kepada mereka bahwa mereka tidak cukup.

Alih-alih meminta anak untuk meniru perilaku positif orang lain, fokuslah untuk menonjolkan kepribadian mereka.

4. Memarahi di depan orang lain

Dimarahi oleh orangtua di depan orang-orang yang dikenal anak akan sangat menyakiti kepercayaan diri dan harga diri mereka.

Saat kamu menegur anak atau menunjukkan nada ketidaksetujuan yang tajam saat ada orang lain, anak pasti akan merasa terluka dan sedih. Mereka mungkin juga akan kehilangan kepercayaan padamu sebagai orangtuanya.

Baca juga: Teknik Parenting Pangeran William yang Patut Ditiru

 

5. Terus mengkritik diri

Orangtua adalah guru dan panutan pertama anak. Jadi, ketika orangtua tidak cukup mencintai diri sendiri, itu dapat dengan cepat berdampak pada perilaku anak tanpa mungkin kamu menyadarinya.

Ketika kamu terus-menerus menyalahkan diri sendiri karena atribut fisik dan mental, anak-anak juga pasti akan belajar hal yang sama.

Jika kamu ingin anak percaya diri dengan apa yang mereka miliki, kamu harus mulai menanamkan nilai-nilai yang sama pada mereka.

6. Tidak mendengarkan anak

Tidak jarang anak yang mengeluh bahwa mereka tidak berbagi segalanya dengan orang tua mereka, karena bercerita pada orangtua akan membuat mereka berakhir dimarahi.

Padahal, penting bagi orangtua untuk berbicara BERSAMA anak-anaknya, bukan hanya berbicara KEPADA mereka.

Ketika kamu sebagai orangtua menutup telinga terhadap penjelasan dan permohonan anak, kamu sama saja seperti mengusir mereka.

Baca juga: Benarkah Pola Asuh Helicopter Parenting Buruk untuk Anak?

7. Mencoba menjadi "sahabat" anak

Mengasuh anak jauh lebih rumit dan bertanggung jawab. Jadi, jika menjadi 'sahabat' dengan anak sudah cukup untuk memastikan bahwa mereka akan menjadi manusia yang fungsional, hidup kita akan jauh lebih mudah.

Sayangnya tidak. Bagian dari peran kita sebagai orang tua adalah membimbing, mengajar, melatih, dan kadang-kadang memarahi anak.

Kita tidak dapat melakukan semua itu dengan menjadi sahabat terbaik anak. Sebagai orangtua, kita tentu harus bisa bersikap ramah, tetapi bukan memposisikan diri sebagai sahabat bagi anak.

Baca juga: Saling Mendukung Sesama Ibu Lewat Aplikasi Parenting

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com