Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacaran Anak Sekarang Mengkhawatirkan? Ini 8 Tips untuk Orangtua

Kompas.com - 02/03/2020, 18:43 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Saat menjadi orangtua, waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa. Tiba-tiba, anak sudah beranjak dewasa dan siap untuk menjalin hubungan dengan kekasihnya. Tapi, gaya pacaran anak zaman sekarang seringkali mengkhawatirkan.

Kasus seperti kabur dari rumah bersama pacar, hingga pelecehan, kerap terjadi di tengah-masyarakat. Itulah pentingnya berdiskusi secara terbuka tentang pacaran anak zaman sekarang kepada anak-anak kita.

Saat memasuki usia pubertas biasanya anak sudah mulai mengerti pacaran, terkadang orangtua juga dibuat bingung bukan kepalang. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala; Apa yang harus dilakukan? Batasan apa yang harus diberikan?

Terlebih lagi, remaja pintar dalam merahasiakan banyak hal yang sedang terjadi di dalam hidupnya, terutama tentang kisah kasih di sekolah atau cerita manis romansa lainnya.

Baca juga: 7 Tanda Hubungan Asmara Beracun, dan Harus Diakhiri

 

Kalau sudah begini, apa yang bisa dilakukan orangtua untuk menangkis hal buruk tentang gaya pacaran anak zaman sekarang?

1. Definisikan pacaran yang “sehat”

Pastikan orangtua membantu anak-anak untuk mendefinisikan pacaran anak-anak zaman sekarang yang “sehat” dan tidak merugikan bagi mereka. Tegaskan pada anak, hubungan yang sehat harus memiliki beberapa faktor di bawah ini:

  • Rasa hormat
  • Rasa saling menghargai
  • Kepercayaan satu sama lain
  • Kejujuran
  • Komunikasi
  • Dukungan
  • Saling mengerti satu sama lain

Faktor-faktor ini harus diciptakan dan dihormati oleh mereka yang pacaran. Ajarkan juga pada anak, pasangan yang baik adalah mereka yang menerima anak kita apa adanya, mendukung pilihan pribadi, tidak mengekang, hingga ikut senang saat anak-anak mencapai suatu kesuksesan.

2. Tegaskan tentang masalah kekerasan dalam hubungan

Salah satu hal yang sangat diwaspadai dari gaya pacaran anak zaman sekarang adalah kekerasan. Entah itu dari pihak pria atau wanita, keduanya bisa saja melakukan kekerasan jika ada yang tidak disenangi dari sikap pasangannya.

Ajarkan kepada anak bahwa terdapat banyak jenis kekerasan yang mereka bisa alami, saat berpacaran dengan orang yang tidak baik:

  • Kekerasan fisik: hal ini terjadi saat pasangan menyakiti dengan fisik, seperti memukul, mencekik, hingga mendorong.
  • Kekerasan emosional: bisa berupa ejekan secara verbal, manipulasi, hingga intimidasi. Kekerasan emosional sangatlah berbahaya, karena bisa membuat sang anak merasa terisolasi.
  • Kekerasan seksual: kekerasan ini terjadi dalam bentuk pelecehan secara fisik, atau verbal berupa ejekan yang merendahkan secara seksual.
  • Kekerasan finansial: jika uang atau benda berharga bisa dijadikan sebagai alat untuk menguasai orang lain, maka ini dianggap sebagai kekerasan finansial.
  • Kekerasan digital: penggunaan teknologi saat ini sudah sangat luar biasa. Kekerasan digital pun kerap terjadi dalam bentuk ejekan atau pencemaran nama baik melalui media sosial./
  • Stalking: menguntit atau stalking juga masuk dalam bentuk kekerasan. Kegiatan seperti mengawasi seseorang, adalah bentuk kekerasan yang harus diwaspadai.

Jika beberapa jenis kekerasan di atas ini terjadi pada anak kita, segera bantu sang anak untuk menyudahi hubungan pacarannya.

Baca juga: Hati-Hati… Pernahkah Pasangan Melakukan Tindak Kekerasan Seperti Ini?

3. Jelaskan perbedaan antara nafsu, obsesi, dan cinta

Cinta bukanlah satu-satunya faktor yang ingin membuat seseorang menjadikan orang lain sebagai pacarnya. Beberapa faktor seperti nafsu dan obsesi, juga bisa membuat seseorang bertekad untuk memiliki orang lain.

Ajari kepada anak tentang perbedaan ketiganya. Jika memang nafsu atau hanya obsesi yang membuat “tergila-gila” terhadap seseorang, maka hindarilah pacaran.

4. Berdiskusi tentang seks

Sebagai orangtua, kita bisa menjadikan pembahasan tentang seks sebagai diskusi, bukan presentasi.

Saat berbicara tentang pendidikan seks kepada anak, dengarkanlah pandangan anak mengenai seks. Kemudian, kita sebagai orangtua bisa menyampaikan opini tentang topik ini.

Mengingat seks adalah hal tabu di banyak negara, membahasnya dalam sudut pandang kepercayaan masing-masing juga dianjurkan.

Baca juga: Trik Mengenalkan Topik Seks Pada Anak Sejak Kecil

5. Tetapkan batasan

Sebagai orangtua, sudah menjadi tugas kita untuk memberikan batasan terhadap aktivitas anak-anak, terutama dalam hal sensitif seperti pacaran.

Berikanlah aturan yang tegas, seperti tidak boleh pulang terlalu larut, menetapkan batasan mengenai teman yang boleh pergi dengannya, dan ketentuan lain yang mungkin kita miliki.

Berikan juga kesempatan bagi anak untuk berdiskusi mengenai aturan serta batasan yang telah dibuat.

6. Berikan dukungan

Dukungan seperti mengantarkan anak bertemu dengan pacarnya, hingga menjadi “telinga” yang siap mendengar curhatan anak, merupakan bentuk dukungan yang dibutuhkan anak.

Buatlah anak percaya bahwa orangtuanya selalu siap untuk memberikan dukungan, kapan pun dan di mana pun.

7. Jangan hentikan komunikasi dengan anak

Komunikasi adalah hal yang sangat penting dan berpotensi menghindarkan hal-hal tak diinginkan dari gaya pacaran anak zaman sekarang.

Saat berkomunikasi dengan anak, tunjukanlah rasa hormat, jangan seperti menggurui. Jika orangtua berkomunikasi dengan baik, maka anak-anak akan percaya dan berusaha tidak mengecewakan ayah serta ibundanya.

Selain itu, adanya komunikasi antara orangtua dan anak bisa meningkatkan rasa percaya dirinya. Itulah sebabnya, komunikasi adalah hal yang penting untuk menangkis hal-hal tak diinginkan dari pacaran anak zaman sekarang.

8. Mengenal orangtua pacar anak

Salah satu cara untuk merasa tenang di saat anak sudah mulai berpacaran adalah mengenal orangtua dari pasangan anak. Dengan begitu, kita bisa berdiskusi juga dengan orangtua lain supaya hubungan pacaran menjadi “sehat” dan tidak menjurus ke hal-hal negatif.

Berkomunikasi dengan anak di masa-masa remajanya sangatlah penting, apalagi menyangkut isu berpacaran. Sebab, pacaran anak zaman sekarang memiliki banyak dinamika, mulai dari yang positif hingga risiko negatifnya.

Janganlah lengah dalam memantau dan mendengarkan keluh kesah anak. Orangtua disarankan untuk memainkan peran penting demi menjaga anak kesayangan tetap aman.

Baca juga: Berhenti Bertahan bila Hubungan Sudah Tak Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com