Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2020, 16:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor


KOMPAS.com - Menghadapi orang yang toksik dalam hidup kita punya pendekatan berbeda tergantung hubungan kita dengannya.

Jika kita memiliki teman atau pacar yang toksik, mungkin lebih mudah untuk membatasi interaksi atau pun menghindar. Lain halnya jika orangtua atau mertua kita yang "drama" dan menghambat perkembangan diri kita.

Ada banyak orang yang harus tumbuh besar dalam keluarga yang toksik, bahkan sampai ia dewasa.

Menjauhkan diri dari orangtua yang toksik memang lebih sulit dibanding dengan teman yang toksik. Bahkan tak jarang kita tidak sadar bahwa apa yang dilakukan orangtua tersebut sebenarnya "beracun" bagi mental kita.

Tanda umum orangtua yang toksik antara lain:

- Sangat reaktif dan secara emosional tidak terkontrol. Orangtua yang toksik cenderung bersikap "drama" pada segala hal, bahkan untuk isu-isu kecil. Mereka juga selalu mencari celah dan alasan untuk bersikap marah atau mencaci.

Baca juga: Membantu Anak Keluar dari Pertemanan Toksik

- Kurang empati. Hampir semua orang yang toksik tidak mampu berempati ke orang lain. Semua hanya tentang mereka dan kebutuhannya sendiri. Tidak hanya itu, mereka juga tidak bisa melihat bahwa yang mereka lakukan sebenarnya berbahaya atau menyakiti orang lain.

- Senang mengontrol. Makin toksik seseorang, makin mereka ingin mengontrol semua hal dan semua orang. Dalam gaya pengasuhan, mereka biasanya sangat protektif dan tidak pernah mempertimbangkan apa yang diinginkan atau dibutuhkan anak. Mereka juga sering membuat permintaan yang tidak beralasan, bahkan untuk anaknya yang sudah dewasa.

- Senang mengkritik. Orangtua yang toksik tidak bisa atau tidak mau melihat pencapaian anak-anaknya, walau si anak sudah berusaha. Orangtua tipe ini juga sering menjatuhkan orang lain, tapi menganggap dirinya berbakat atau berbeda dari orang lain.

- Menyalahkan orang lain. Ketidakharmonisan, permusuhan, dan perpecahan keluarga, dianggapnya sebagai salah orang lain. Orangtua tipe ini juga tidak mau mengambil tanggung jawab dalam semua masalah dan malah menyalahkan orang lain serta memanipulasi.

Baca juga: 5 Cara Menjadi Orangtua dengan Penuh Kesadaran

Menghadapinya

Dalam masyarakat kita melawan orangtua dianggap dosa sehingga banyak anak yang lebih baik menurut daripada memicu pertengkaran. Namun, dalam jangka panjang hal ini akan merugikan kesehatan mental.

Bahkan, kita mungkin akan tumbuh menjadi orangtua yang juga toksik pada keluarga kita kelak.

Mulailah lebih berani dan mementingkan kebahagiaan kita sendiri. Hal yang penting untuk orang dewasa yang memiliki orangtua toksik adalah menyadari bahwa yang bisa mereka lakukan adalah mengontrol perilaku mereka. Tidak mungkin mengubah atau mengendalikan perilaku orangtua.

Menyadari dan menerima bahwa orangtua kita toksik dan tidak mau berubah justru bisa memberi kita kebebasan untuk mementingkan kebutuhan sendiri.

Kita boleh menentukan hubungan yang diinginkan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan menghindari permusuhan, hal negatif, dan hal beracun lainnya.

Kita juga bisa menetapkan batasan dan membatasi kontak dengan orangtua, demi kebahagiaan kita sendiri. Jika kita perlu melakukan pertemuan, pilihlah tempat yang netral dibanding dengan di rumah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com