Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Bekerja di Indonesia Paling Aktif Cari Pekerjaan “Freelance”

Kompas.com - 05/03/2020, 12:39 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Bagi ibu bekerja, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi adalah aspirasi utama mereka. Karena memiliki prioritas pada keluarga, banyak ibu bekerja yang aktif mengejar pekerjaan paruh waktu (freelance).

Menjadi pekerja kantoran (penuh waktu) memiliki tantangan tersendiri bagi para ibu, antara lain ada peluang kerja yang sedikit karena halangan usia, kurangnya waktu, serta sulit menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga.

Karena itu tak heran jika kelompok yang paling aktif mencari pekerjaan freelance atau mengembangkan bisnis adalah ibu bekerja.

Demikian menurut temuan terbaru dari LinkedIn Opportunity Index 2020, yaitu indeks gabungan yang berupaya memahami bagaimana orang mengartikan peluang dan kesenjangan yang menghalangi mereka.

“Di seluruh Asia Pasifik, para perempuan merasa bahwa mereka menghadapi hambatan lebih tinggi terhadap peluang daripada pria, seperti kurangnya pengalaman kerja, kepercayaan diri dan takut akan kegagalan. Ibu yang bekerja juga lebih banyak berjuang dengan komitmen keluarga yang terlalu banyak,” kata Vice President LinkedIn Talent and Learning Solutions Asia Pasitif, Feon Ang.

Baca juga: Ingin Kerja Freelance? Begini Cara Memulainya

Para perempuan sering merasa harus memilih antara bekerja dan menjadi seorang ibu, dengan kondisi sosial menempatan mereka untuk memprioritaskan keluarga dibanding karier.

Dalam survei yang melibatkan lebih dari 30.000 responden di 22 negara ini, sekitar 10,7 persen responden perempuan menyatakan bahwa komitmen keluarga dan kurangnya dukungan adalah hambatan utama mereka untuk mencapai peluang.

Menurut Ang, pemilik bisnis seharusnya mendorong para perempuan menjadi bagian dari angkatan kerja dan membantu mereka mencapai potensi maksimalnya.

“Tenaga kerja yang beragam dan inklusif dapat menjadi keuntungan besar bagi bisnis karena karyawan dapat berbagi dan belajar dari sudut pandang dan pengalaman yang beragam, serta berbagai cara memecahkan masalah,” paparnya.

Ia mengatakan, LinkedIn mendorong perempuan untuk mencari dukungan yang dibutuhkan setiap kali kesenjangan peluang melebar. Hal ini bisa dalam format membuat prioritas pekerjaan, menetapkan batasan, atau menjangkau orang lain, terutama bagi mereka yang butuh dukungan dan sumber daya.

“Dengan sikap keterbukaan mereka, para perempuan dapat menginspirasi atau mengadvokasi orang lain yang mengalami situasi serupa,” katanya.

Baca juga: Ibu Bekerja Rentan Alami Stres Kronik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com