Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/03/2020, 19:20 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Sejak munculnya televisi, banyak ikon musik mengandalkan penampilannya untuk menunjukkan jati dirinya. Dan salah satu pendukung penampilan yang utama adalah sepatu mereka.

Lihatlah bagaimana The Beatles sering diidentikkan sengan sepatu boots Chelsea, Guns'n'Roses dengan sepatu boots cowboy, atau para rapper dengan sepatu-sepatu basket.

Di antara sepatu-sepatu yang pernah menjadi penanda ketenaran para pesohor, ada nama Wallabee, sepatu buatan Clarks yang sampai saat ini masih mempertahankan bentuk aslinya.

Wallabee pertama kali muncul tahun 1967. Konsep sepatu ini masih mengikuti gagasan William Clarks yang pada tahun 1880-an bermimpi membuat sepatu yang pas di kaki dan nyaman dipakai.

Baca juga: Kisah Sepatu Clarks, Berawal dari Selop Berbahan Kulit Sisa

Bagian atasnya terinspirasi dari sepatu moccasin Jerman yang disebut "Grashopper", sedangkan bagian bawahnya menggunakan sol karet mentah atau crepe, yang juga digunakan pada sepatu ikonik Clarks lain, Deset Boots.

Walau merek Clarks berakar dari Inggris, namun pengaruh sepatu Wallabee ini menembus berbagai budaya dan gaya orang-orang di berbagai tempat di dunia. Bisa dibilang, sepatu ini justru mendapatkan ketenarannya setelah dipasarkan di Amerika.

Hal ini tak lepas dari peran para imigran asal Jamaika yang pindah ke Amerika. Sebelumnya, pada tahun 1970-an, orang-orang di Jamaika menyukai barang-barang buatan Inggris yang harganya sedikit mahal. Mereka menganggap barang-barang itu bergengsi dan tidak semua orang bisa memakainya.

Maka ketika kamu memakai sepatu Clarks di jalanan Jamaika, orang akan menoleh dan memandangmu dengan kagum. Tak heran Wallabee dan juga Desert Boots Clarks sangat populer di sana, termasuk disukai para gangster.

Baca juga: Desert Boots, Sepatu Gurun yang Pindah ke Kota

Wallabee dari ClarksKompas.com/Glori Wadriyanto Wallabee dari Clarks
Saat orang-orang Jamaika bermigrasi ke Amerika, mereka membawa serta kebanggaan pada Clarks, sehingga pada waktu itu bukan hal yang aneh bila kita menjumpai banyak orang mengenakan Wallabee di jalanan New York.

Pada awal tahun 1990-an, Wallabee banyak dikenakan oleh grup-grup musik hip hop, termasuk Wu-Tang Clan yang para personelnya selalu memakai sepatu ini, layaknya Air Jordan di kaki para rapper masa kini.

Selain dipakai dalam foto dan video musik, Wallabee bahkan disebut dalam lirik lagu-lagu para penyanyi hip hop ini, bahkan dijadikan single oleh Ghostface Killah dalam lagu “Wallabee Champ”.

Wu-Tang barangkali merupakan kelompok musik yang paling diasosiasikan dengan Wallabe. Namun di samping itu banyak juga pesohor yang gemar mengenakan sepatu yang aslinya berbahan suede itu, seperti para personel Blur dan Oasis.

Bahkan Kanye West yang terkenal dengan Yeezy-nya juga terlihat memakai Wallabee, juga LeBron James saat tidak berda di lapangan basket.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Clarks Originals x OVO on sale now directly @welcomeovo in store and online. #WallabeeWednesday #OVO #ClarksOriginals #Wallabee

A post shared by Clarks Originals (@clarksoriginals) on Feb 26, 2020 at 7:49am PST

Kini, setelah lebih dari lima dekade, Wallabee masih eksis. Sepatu ini tampak seperti aslinya, namun diberi sentuhan modern lewat berbagai warna baru dan kolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari OVO, Stussy, hingga Supreme.

Di Indonesia, Wallabee dijual di beberapa toko Clarks yang menjual seri original, dan tersedia dalam beberapa warna. Tertarik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com