Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2020, 18:20 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Kamu barangkali belum pernah mendengar tentang sepatu Wallabee dari Clarks. Bentuknya sedikit aneh, terlalu simpel, dan bagian depannya agak kotak. Sepatu ini mungkin tidak akan langsung menarik perhatianmu saat melihatnya di toko.

Tapi cobalah memakainya. Surprisingly, sepatu itu akan terlihat keren di kaki. Bukan hanya itu, Wallabee juga nyaman dipakai dan mudah dikombinasikan dengan berbagai outfit.

Sejak pertama kali diperkenalkan tahun 1967, Wallabee sudah menjadi sepatu favorit banyak kalangan. Namun kepopuleran itu tidak didapatkan seketika, walau banyak brand lain bertanya-tanya apa rahasianya sepatu sederhana berbentuk moccasin itu disukai orang.

Ketenaran Wallabee tidak lepas dari budaya Rude Boy di Jamaika. Pada saat itu, produk yang terlihat berkelas, harganya mahal, dan dibuat di Inggris, menjadi barang bergengsi di Jamaika.

Tak heran sepatu seri Desert Boots dari Clarks laku keras di sana, terutama di kalangan orang kaya dan gangster yang memiliki cukup uang.

Baca juga: Desert Boots, Sepatu Gurun yang Pindah ke Kota

Menurut Al Fingers, sejarawan yang menulis buku Clarks in Jamaica, sepatu Desert Boots menjadi semacam seragam mereka. "The original gangster rude boy dem, a Clarks dem wear," tulis Fingers dalam bukunya.

"And in Jamaica a rude boy him nah wear cheap ting. (Dan di Jamaika, kelompok rude boy tidak pernah mengenakan barang murah)," lanjutnya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Simple, uncluttered and stylish. People have been falling in love with the Wallabee since 1968. @bstnstore #Wallabee #ClarksOriginals

A post shared by Clarks Originals (@clarksoriginals) on Feb 4, 2020 at 6:40am PST

Pada tahun 1970-an, asosiasi antara sepatu Desert Boots dengan kelompok Rude Boy begitu kental, sehingga seseorang bisa ditangkap polisi karena mengenakannya. Mereka akan dituduh mencuri atau melakukan tindakan ilegal lainnya, karena bagaimana mungkin orang biasa (di Jamaika) bisa memakai Clarks.

Lalu muncullah Wallabee. Seri ini segera menjadi alternatif bagi mereka yang ingin memakai sepatu Clarks tapi tidak ingin dianggap kriminal. Namun usaha itu tidak terlalu berhasil, karena kelompok Rude Boys pun menyukainya.

Hal yang sama terjadi pada seri Clarks yang lain, terutama seri Originals yang memiliki sol karet mentah atau crepe. Sepatu seri Desert Trek bahkan mendapat julukan "The Bankrobber" karena kedekatannya dengan para gangster.

Baca juga: Mengenal Wallabee, Sepatu Ikonik dari Clarks

Untunglah tidak semua pemakai Wallabee adalah penjahat. Kalangan musik pun menyukainya. Pemusik reggae seperti Dillinger, Trinity, Ranking Joe, Scorcher, Little John, Super Cat, dan lainnya menjadikan sepatu ini bagian dari penampilannya.

Selain itu, para imigran asal Jamaika yang pindah ke New York untuk mencari peruntungan, dengan segera melengkapi penampilannya dengan Wallabee atau sepatu Clarks lainnya saat mereka berhasil. Jadilah sepatu ini simbol dan penanda kesuksesan.

Pada saat yang sama, budaya hip hop juga berkembang pesat di New York. Banyak musisi ingin tampil keren, dan salah satu caranya adalah melalui sepatu. Wallabee pun menjadi pilihan.

Kelompok yang paling sukses memperkenalkan Wallabee barangkali Wu-Tang Clan. Grup hip hop ini tidak hanya memakainya, namun juga menggemarinya. Sampai-sampai salah satu personelnya menciptakan lagu dengan judul Wallabee Champ.

Lalu apa yang membuat Wallabee disukai?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com