Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2020, 06:29 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Perbedaan antara pilek ringan dan virus corona bisa dilihat dari jenis batuk yang menyertainya.

Virus corona yang seperti flu biasa tersebut telah menginfeksi lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia.

Bahkan, virus ini membunuh lebih dari 3.000 orang dan sempat membuat pasar saham hingga industri perjalanan kacau, karena kekhawatiran penyebaran yang kian memburuk.

Baca juga: Seberapa Mematikan Infeksi Virus Corona?

Gejala berjangkitnya virus ini sangat mirip dengan penyakit sehari-hari.

"Orang-orang khawatir untuk alasan yang benar," kata Dr. Waleed Javaid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian infeksi di Mount Sinai Downtown.

Di saat demam menjadi gejala paling umum dari virus corona (Covid-19), sekitar dua pertiga (67,7 persen) pasien mengalami batuk --khususnya batuk kering. Demikian data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Batuk kering adalah apa yang kami sebut batuk tidak produktif, karena tidak ada dahak yang muncul," kata Javaid kepada New York Post.

Batuk ini biasanya ditandai dengan tenggorokan yang gatal.

Baca juga: Uniknya Cara Penata Rambut di China Cegah Corona

Di sisi lain, batuk berdahak menghasilkan lendir, dan bisa terasa seperti berderak di dada seseorang.

Batuk berdahak dapat menyebabkan seseorang merasa mengi --gejala gangguan pernapasan serius yang ditandai bunyi napas seperti bersiul.

Batuk berdahak bisa merupakan gejala dari sesuatu yang lebih jinak, seperti pilek atau alergi.

Bronkitis dan pneumonia juga sering disertai batuk berdahak, kata Javaid.

Gejala lain yang tidak begitu umum dari virus corona termasuk produksi lendir (33,4 persen pasien dengan virus ini pernah mengalaminya).

Artinya, sebagian kecil orang dengan penyakit ini menderita batuk berdahak.

Baca juga: Antisipasi Penularan Virus Corona di Mal

"Batuk itu sendiri adalah masalah, tetapi batuk kering akan membawa masalah lebih besar,” kata Javaid.

Lebih penting lagi, batuk -di samping demam terus-menerus harus mengibarkan "bendera merah".

"Kombinasi gejala lebih penting. Batuk dan demam jenis apa pun akan sangat memprihatinkan."

Gejala tambahan virus corona termasuk sesak napas (ditemukan pada 18,6 persen pasien), sakit tenggorokan (13,9 persen pasien) dan sakit kepala (13,6 persen) -masih berdasarkan data WHO.

Tetapi, kata Javaid, batuk kering tidak selalu berarti kita mengidap virus corona. "Batuk kering dapat terjadi karena ratusan alasan berbeda."

Baca juga: Virus Corona Berimplikasi terhadap Jantung

Terlepas dari batuk kering atau berdahak, pasien harus tetap berada di dalam ruangan tertutup dan memantau gejala.

Jika demam dan batuk berlangsung lama, sudah saatnya pergi ke dokter.

Sebagian besar orang harus lebih khawatir tentang mencegah penyebaran penyakit.

Taktik pencegahan termasuk mencuci tangan, mendisinfeksi lingkungan dan tidak menyentuh wajah kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com