Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2020, 09:07 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Selain diet tanpa nasi atau diet ketogenik, pengalaman gagal diet juga kerap dialami mereka yang sedang menjalani diet tanpa garam.

Bukannya menakut-nakuti, namun pola makan yang sudah terbentuk sebelumnya kerap membuat seseorang sulit meninggalkan garam dari menu makanan sehari-hari. Tak hanya garam yang terlihat saja, tapi juga garam yang “tersembunyi”.

Selain demi menuju berat badan ideal, diet tanpa garam kerap dilakukan penderita penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko terkena serangan jantung dan penyakit-penyakit lain akibat konsumsi garam berlebih.

Garam atau sodium adalah mineral penting yang diperlukan tubuh untuk menjalankan fungsinya. Garam membantu regulasi cairan dalam tubuh, menyeimbangkan elektrolit, dan juga menjaga keseimbangan tekanan darah.

Garam yang secara alami ada pada makanan seperti sayuran dan telur tentu tidak berbahaya. Menjadi berisiko ketika mengonsumsi tambahan garam, yang belum tentu diperlukan tubuh.

Selain itu, makanan yang diproses berlebihan juga biasanya mengandung sodium cukup tinggi.

Baca juga: Terlalu Banyak Makan Garam, Waspadai Munculnya 6 Penyakit Ini

Manfaat diet tanpa garam

Bagi orang yang menjalani diet tanpa garam, idealnya asupan sodium setiap harinya dibatasi antara 2.000-3.000 mg per hari. Sebagai referensi, satu sendok teh garam sudah mengandung 2.300 mg sodium.

Beberapa manfaat menjalani diet tanpa garam adalah:

1. Menurunkan tekanan darah

Tekanan darah terlalu tinggi bisa menyebabkan penyakit-penyakit lain seperti jantung atau stroke.

Dalam puluhan penelitian, terlihat bahwa diet tanpa garam selama lebih dari 4 minggu membantu menurunkan tekanan darah.

Pada penderita hipertensi, tekanan darah sistolik dan diastolik menurun 5,38 mmHg dan 2,82 mmHg.

Sementara pada orang dengan tekanan darah normal, diet tanpa garam bisa membuat tekanan darah sistolik dan diastolik lebih rendah sekitar 2,42 mmHg dan 1 mmHg.

Baca juga: Benarkah Garam Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi?

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com