Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/03/2020, 07:43 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Salah satu saran kesehatan paling penting yang disampaikan para pakar untuk melindungi kita dari wabah Covid-19 adalah mencuci tangan dengan sabun.

Pakar kesehatan Elizabeth Scott Ph.D mengatakan, itu adalah keputusan final.

“Tangan kita menghubungkan banyak hal. Kita tidak bisa mengontrol apa yang kita sentuh. Kita juga tidak bisa mengontrol orang lain menyentuh sesuatu. Tapi, kita bisa menjaga tangan kita sendiri,” kata Scott yang menjadi wakil kepala di Pusat Higienitas dan Kesehatan Keluarga dan Komunitas di Universitas Boston, Amerika, ini.

Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir, adalah senjata yang kuat melawan kuman. Dari kegiatan sederhana ini, kita membersihkan tangan secara fisik dan juga beberapa kandungan dalam sabun menghilangkan agen, memecahnya.

Virus corona yang terbungkus dalam selubung lemak pada dasarnya merupakan lapisan lemak. Sabun dapat memecah-mecah lemak itu dan membuat virus tidak bisa menginfeksi kita.

Hal lain yang dikerjakan oleh sabun adalah mekanis. Membuat kulit jadi licin sehingga dengan menggosoknya, kita bisa menyingkikan kuman dan terbawa air saat tangan dibilas.

Baca juga: Cegah Corona, Cuci Tangan Lebih Efektif Dibanding Hand Sanitizer

Tidak tepat

Walau terdengar sederhana, tetapi tidak semua orang melakukannya secara tepat.

Penelitian tahun 2013 yang mengamati lebih dari 3.700 orang ketika mencuci tangan menemukan, hanya 5 persen yang mengikuti aturan mencuci tangan dengan benar.

Sekitar satu dari empat orang hanya membasahi tangan mereka tanpa sabun. Satu dari sepuluh orang tidak mencuci tangan setelah memakai toilet dan hanya 5 persen yang mencuci tangan lebih dari 15 detik.

Menurut Scott, hal itu kurang memadai jika kita ingin terhindar dari penularan virus.

“Yang utama gunakan air dan sabun. Kuman-kuman akan hilang jika kita mencuci tangan dengan cara menggosokan tangan,” katanya.

Sabun apa yang efektif?

Mengenai pilihan sabun, menurutnya sebenarnya semua sabun tak masalah. Namun, menurut studi tahun 2017, jika dibandingkan sabun cair lebih efektif mengurangi kuman di tangan dibandingkan sabun busa (foam). Tetapi hal itu tidak terkait dengan kandungan dalam sabunnya.

“Orang-orang biasanya mencuci tangan lebih sebentar jika memakai sabun busa. Padahal, yang dianjurkan cuci tangan 20 detik,” kata Ozlem Equils, presiden lembaga pendidikan non profit MiOra.

Bagaimana dengan sabun batang? Beberapa penelitian menyebut bakteri bisa bertahan dalam sabun batang karena dipakai berulang kali. Tetapi ternyata bakterinya tidak berpindah ke pengguna sabun berikutnya.

Baca juga: Berapa Lama Virus Corona Bisa Hidup di Permukaan Benda?

Walau demikian, jika sabun batangan yang dipakai terlihat licin atau berlendir, bilaslah di bawah air mengalir sebelum kita pakai. Sebisa mungkin simpan sabun dalam kondisi kering jika tidak dipakai.

Bila kita menggunakan toilet umum dan tidak tersedia sabun, tetaplah cuci tangan dengan menggosokkan kedua tangan di bawah air. Hal ini bisa mengurangi kuman sampai seperempatnya.

Setelah mencuci tangan, selalu keringkan tangan. Mengeringkannya dengan tisu kertas ternyata lebih bermanfaat ketimbang mencucinya tanpa dikeringkan. Tangan yang basah cenderung akan menyebarkan kontaminasi.

Jika tidak tersedia air dan sabun, cucilah tangan menggunakan hand sanitizer. Membran lemak virus seperti corona juga bisa terbunuh dengan hand sanitizer berbasis alkohol. Pastikan kandungan alkoholnya sekitar 62 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com