Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Obat untuk Coronavirus, Apa yang Diperoleh Pasien?

Kompas.com - 12/03/2020, 10:30 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Dr Karlina menambahkan, selama dirawat di rumah sakit, pasien yang positif virus corona juga akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan secara keseluruhan.

Dengan demikian, tim dokter dapat mengetahui kemungkinan penyakit penyerta pada tubuh pasien, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit paru lainnya, seperti TBC.

Sementara itu, pada kasus yang parah, dokter akan melakukan pemantauan intensif, memberi terapi cairan atau infus, dan oksigen tambahan sesuai dengan kondisi pasien.

Jika pasien mengalami gagal napas, maka tim dokter akan melakukan intubasi atau pemasangan alat bantu napas.

“Karena saat ini belum ada penelitian atau bukti seputar langkah perawatan untuk kasus Covid-19 secara spesifik, jadi perawatan yang diberikan lebih pada usaha untuk meredakan gejalanya, serta meningkatkan sistem imun atau daya tahan tubuhnya" ungkapnya.

Dr Karlina mengungkapkan bahwa pada pasien yang infeksinya sudah mereda, maka dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen dada atau rontgen toraks sebagai penilaian akhir perkembangan penyakit tersebut.

Seperti banyak penyakit lainnya, infeksi virus corona juga bisa menyebabkan komplikasi. Sejauh ini, komplikasi paling serius dari penyakit ini adalah novel coronavirus-infected pneumonia (NCIP). Ini adalah satu-satunya komplikasi yang secara spesifik muncul akibat infeksi Covid-19.

Penelitian terbaru dilakukan pada 138 pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit di Wuhan, Tiongkok, akibat NCIP. Sebanyak 26 persen di antaranya berada dalam kondisi parah. Akibatnya, mereka harus dirawat di ruang intensive care unit (ICU).

Dari 26 persen pasien yang kondisinya parah dan dirawat di ICU, sebanyak 4,3 persen di antaranya meninggal dunia akibat pneumonia tipe ini.

Baca juga: Cerita Pemuda Wuhan yang Terinfeksi Corona dan Sembuh

Selain NCIP, infeksi virus corona juga bisa menimbulkan komplikasi lain yang tidak spesifik berkaitan dengan penyakit Covid-19, seperti:

  • Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
  • Irama jantung tak teratur (aritmia)
  • Syok kardiovaskular
  • Nyeri otot yang parah (myalgia)
  • Kelelahan hebat
  • Kerusakan jantung atau serangan jantung

Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyatakan dalam keterangan persnya bahwa pasien identitas nomor 25 meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020) dini hari.

Pasien tersebut masuk dalam kelompok imported case. Artinya, ia terinfeksi virus ini saat mengunjungi negara lain, lalu masuk ke Indonesia dalam kondisi sudah terinfeksi.

Pasien 25 adalah seorang perempuan berusia 53 tahun dan merupakan seorang warga negara asing (WNA).

Yuri menyebut bahwa pasien tersebut sebelumnya memang sudah mengidap penyakit penyerta lainnya, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Ia menambahkan bahwa penyakit penyerta inilah yang membuat pasien tersebut rentan. Sebab, virus corona dianggap bisa memperburuk daya tahan tubuh dan sejauh ini baru menyebabkan kematian apabila ada komplikasi atau penyakit lain yang menyertai.

Sebelumnya, saat mengumumkan pada Senin (9 /3/2020) mengenai 27 pasien yang dinyatakan positif mengidap infeksi Covid-19, Yuri menyebutkan, pasien 23 juga sedang mendapatkan perawatan menggunakan alat bantu napas atau ventilator karena memiliki penyakit penyerta yang cukup banyak.

Inilah yang membuat perawatan untuk pasien infeksi corona bisa bermacam-macam, tergantung dari kondisi kesehatan pasien tersebut.

Pada pasien yang kondisinya stabil, perawatan akan fokus pada meredakan gejala dan meningkatkan daya tahan tubuh.

Sementara itu, pada pasien dengan kasus yang berat dan disertai penyakit penyerta lainnya, maka perawatan yang dilakukan akan menyesuaikan kondisi tersebut.

Baca juga: Mayoritas Infeksi Corona Efeknya Ringan dan Bisa Sembuh Total

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com