Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajarlah dari Brad Pitt dan Sadari Problem Maskulinitas "Beracun"

Kompas.com - 12/03/2020, 12:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Masih ingat dengan aktor Hollywood Brad Pitt, yang akhirnya menangis setelah beberapa dekade menahannya.

"Saya terkenal sebagai orang yang tidak suka menangis," kata Brad Pitt kepada laman People.

"Saya belum menangis, mungkin selama 20 tahun, dan sekarang saya menemukan diri saya pada tahap terakhir ini (bertambah usia)."

"Saya jadi jauh lebih mudah tersentuh, tergerak oleh anak-anak saya, teman teman, berita. Saya pikir itu pertanda baik," sebut dia.

Baca juga: Brad Pitt Tampil dengan Rambut Gondrong di Oscar 2020

Inspirasi dari perasaan yang dialami Brad Pitt tentu bisa terkait dengan sebuah penemuan dari penelitian terbaru yang digelar oleh Michigan State University, Amerika Serikat.

Dalam kesimpulan penelitian itu disebutkan, spirit maskulinitas yang "beracun" bisa benar benar berbahaya bagi kesehatan pria.

Di saat banyak film membuat gaya hidup macho tampak memikat, penelitian ini mengungkap temuan yang mengejutkan. 

Pria hipermaskulin dapat menderita sejumlah masalah kesehatan dan problem sosial, seiring bertambahnya usia.

"Penelitian kami menunjukkan bagaimana maskulinitas toksik memiliki konsekuensi merugikan bagi pria yang mengidam-idamkan perasaan itu."

Baca juga: Keliru Kalau Nada Suara Tinggi atau Maskulinitas Dianggap Ketegasan

Demikian kata sosiolog Michigan State University, Stef Shuster dalam sebuah pernyataan yang dilansir laman New York Post.

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sex Roles, Shuster mendefinisikan maskulinitas "beracun" sebagai keyakinan seorang pria yang kuat, mandiri dan tidak menunjukkan banyak emosi.

Sebelum tiba pada kesimpulan tersebut, peneliti menganalisa hampir 5.500 pria dan wanita yang lebih tua dan mencoba menentukan tingkat di mana setiap peserta pria memiliki cita-cita tradisional maskulin.

Baca juga: Wanita Anggap Pria Pecinta Lingkungan Lebih Maskulin

Dari sana ditemukan, individu yang paling macho menderita kesepian, masalah keuangan, dan bahkan kesehatan yang buruk, sebagai akibat dari kecenderungan isolasionis mereka.

“Memiliki orang yang dapat kita bicarakan masalah pribadi adalah bentuk dukungan sosial.”

Begitu penjelasan Shuster, yang dalam penelitiannya juga menemukan bahwa pria lebih kecil kemungkinan untuk melakoni "curhat" pada orang lain, ketimbang wanita.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com