Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2020, 15:01 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang paling umum kedua di dunia, setelah penyakit alzheimer.

Setiap tahun, komunitas internasional berkumpul pada Hari Parkinson Sedunia, 11 April, untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit tersebut.

Kendati tidak diketahui secara pasti mengapa orang mengalami kondisi parkinson, para ahli percaya kombinasi dari faktor genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap kerusakan sel-sel saraf di otak.

Baca juga: Hobi Makan Yogurt Beku dan Susu Rendah Lemak Memicu Parkinson?

Jadi apa saja gejala penyakit parkinson dan bagaimana mengobatinya?

Pertama-tama, mari kita kenali apa itu penyakit parkinson, seperti yang dikutip dari laman Independent.

Penyakit parkinson adalah kondisi neurologis degeneratif.

Ini berarti, seiring waktu, otak seseorang yang hidup dengan penyakit parkinson mengalami kerusakan lebih. Demikian penjelasan dari National Health Service (NHS).

Seseorang yang hidup dengan penyakit parkinson tidak memiliki cukup zat kimia dopamin di otaknya. Ini adalah penjelasan yang dikutip dari Parkinson Foundation.

Baca juga: Hobi Makan Yogurt Beku dan Susu Rendah Lemak Memicu Parkinson?

Dopamin bertugas mentransmisikan sinyal antara sel-sel saraf di otak.

Ketika seseorang kehilangan sel-sel saraf di otak, ini menyebabkan pengurangan jumlah dopamin.

Gejala utama

NHS menggarisbawahi, gejala utama parkinson termasuk getaran yang tidak disengaja (dikenal sebagai tremor), gerakan lebih lambat dari biasanya dan kekakuan pada otot.

Gejala lain dapat meliputi kesulitan keseimbangan, nyeri saraf, inkontinensia, insomnia, keringat berlebih, depresi, dan kecemasan.

Baca juga: Tangan Sering Gemetar, Gejala Parkinson?

Sebagai catatan, inkontinensia adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu mengendalikan atau mengatur keinginan buang air kecil.

Parkinson UK menerangkan, sekitar 145.000 orang di Inggris terkena penyakit ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com