KOMPAS.com— Menghadapi situasi pandemi kita tentu merasa cemas dan sedikit kewalahan karena banyaknya pembatalan sejumlah acara, penutupan sekolah dan ruang publik, dan berita lain yang terus berkembang seputar virus corona atau COVID-19.
Banyak anak yang tidak bersekolah, banyak orang tua yang bekerja dari rumah dan kita semua berusaha untuk tetap menjaga kebersihan dan tetap tenang.
Lalu, bagaimana pengasuhan bisa berjalan normal selama pendemi virus corona ini masih melanda?
1. Sekolah tutup, bagaimana kita dapat membantu mereka belajar?
Di beberapa daerah, sekolah diliburkan demi mencegah penyebaran virus corona ini. Sebagai orangtua kita tentu memikirkan bagaimana agar anak tetap belajar saat berada di rumah?
Sekalipun sekolah menyediakan opsi pembelajaran online, apakah kita akan dapat menggunakannya di komputer setiap hari (jika kamu memiliki komputer)? Apakah anak tidak akan merasa sedang liburan?
Melanie Auerbach, direktur dukungan siswa di sebuah sekolah di AS, memberi tips tentang cara menjaga anak-anak tetap di jalurnya selama sekolah diliburkan. Saran utamanya yakni membuat jadwal dan mematuhinya.
"Anak merasa seperti liburan jika tidak ada jadwal kegiatan, tak ada rutinitas, dan banyak tidur," kata Auerbach.
"Mereka tidak akan lupa cara membaca, tapi mereka akan lupa bagaimana sekolah. Setelah liburan, ketika anak-anak kembali, mereka perlu seminggu untuk mengatur ulang. Perubahan dalam rutinitas reguler mereka berdampak besar,” ujar Auerbach.
Jadi, meskipun penting untuk mengikuti pekerjaan rumah apa pun yang diberikan oleh sekolah selama masa hiatus, baik online atau di atas kertas, lebih penting lagi untuk menjadikannya sebagai rutinitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.