Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Survivor Corona Asal Korea, Sempat "Pede" Tak Bakal Terinfeksi

Kompas.com - 16/03/2020, 16:50 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber SCMP

Park kemudian mengkarantina diri dan keesokan harinya menerima pesan bahwa dirinya positif corona virus. Ia diminta beristirahat di rumah selama 24 jam sebelum dirawat di rumah sakit untuk perawatan.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia di Tengah Wabah Corona di Korea Selatan...

Namun, seorang pejabat kesehatan kemudian memanggilnya untuk melacak pergerakan dan kontak dekat terakhirnya. Selama percakapan, ia menyadari betapa parah kondisi Park lalu memasukkannya ke antrean perawatan.

Menjelang tengah malam, Park ditahan di bagian karantina unit perawatan intensif Rumah Sakit Injil, Universitas Kosin.

Di sana, ia menjalani CAT scan (computerized axial tomography) dan beberapa tes lain sebelum diberi obat dan dihubungkan ke tangki oksigen.

Pada 26 Februari, Park mengatakan bisa bernafas lebih mudah, tapi nyeri dadanya masih parah.

"Saya merasakan sakit yang membakar di dada dan perut saya, meskipun saya tidak yakin apakah itu karena obat yang saya minum atau virusnya," tulisnya.

Baca juga: Kemenkes: Hasil Swab untuk Tes Corona Kemungkinan Rilis 2x24 Jam Setelah Diuji

Saat itu ia mengalami sedikit demam dan kondisinya fluktuatif. Ia sempat merasa seolah-olah piring besi berat menekan dadanya. Rasa sakit yang menusuk secara bertahap mereda sampai terasa seolah seseorang meremas dadanya dengan keras.

"Terkadang sata merasa sangat lapar. Saya tahu harus makan untuk bertahan hidup tetapi sangat sulit untuk menelan karena kesulitan bernafas," katanya.

Setelah sembilan hari dirawat, Park diperbolehkan pulang namun kini berada pada masa karantina 14 hari setelah pulih.

Semua orang yang kontak dengannya seminggu sebelum ia dirawat relah diperiksa, termasuk ibu dan saudara perempuannya, namun semuanya mendapatkan hasil negatif.

Park berterima kasih kepada para staf medis yang merawatnya.

"Mereka merawat mereka adalah anggota keluarga saya dan melakukan yang terbaik untuk menghindari rasa sakit tidak perlu ketika merawat pasiennya dengan suntikan, bersedia rutin membawa makanan kepada pasien dan bahkan membersihkan kamar," katanya.


Baca juga: Penularan Virus Corona pada Anak-Anak, Orangtua Wajib Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com