KOMPAS.com - Tidak berlebihan jika terbangun tanpa alarm bangun tidur adalah ciri tidur berkualitas. Itu idealnya.
Namun kenyataannya, ada banyak orang yang susah meninggalkan nyamannya kasur tanpa alarm bangun tidur. Nah, mana yang lebih baik, terbangun dengan alarm lembut atau bunyi yang agresif?
Idealnya, alarm bangun tidur tidak mengagetkan. Suara yang lembut dan perlahan “menggiring” tubuh terbangun dari tidur lelap akan membuat tubuh tidak stres. Apalagi, bunyi agresif juga tidak baik untuk detak jantung dan tekanan darah.
Jika Anda masih terpikir bahwa “mengagetkan” tubuh dengan alarm bangun tidur adalah hal yang efektif untuk memulai hari, coba pikir ulang.
Ketika tubuh mendengar suara terlalu keras dan agresif, maka sistem saraf simpatik akan aktif.
Ketika sistem saraf simpatik aktif, maka “fight” atau “flight” akan mengambil alih mekanisme tubuh. Tubuh akan berada dalam kondisi tertekan atau stres.
Artinya, memilih alarm bangun tidur yang mengagetkan hanya akan membuat tubuh memulai hari dalam kondisi stres fisiologis.
Belum lagi jika seseorang masih bergulat dengan cara mengatasi susah tidur. Tidur semalaman belum tentu berkualitas, ditambah lagi dengan pemicu stres berupa alarm bangun tidur terlalu keras.
Sebuah penelitian dari National Institute of Industrial Health di Jepang menemukan bahwa suara bising dari alarm bangun tidur tidak baik untuk jantung. Tekanan darah dan detak jantung bisa naik tiba-tiba sehingga level stres meningkat.
Baca juga: 5 Cara Agar Bangun Tidur dengan Kondisi Segar
Lalu, bagaimana suara alarm bangun tidur yang ideal?
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.