Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buttonscarves, Berawal dari Ingin "Pede" Saat Berhijab

Kompas.com - 18/03/2020, 07:51 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berhijrah menjadi titik awal bagi Linda Anggrea untuk membuat sebuah label yang menyediakan scarf berkualitas.

Saat itu ia merasa kesulitan menemukan hijab berkualitas yang juga modis untuk dikenakannya sehari-hari. Akhirnya, pada 2015, Linda pun membuat label Buttonscarves.

Ketertarikan dan hobi di bidang tekstil, kain dan mode membuat ide tersebut tak sulit untuk diwujudkan.

"Saat itu aku baru pakai hijab, susah menemukan hijab yang enak dipakai dan bikin semakin "pede (percaya diri)" saat berhijab. Jadi itu kebutuhan pribadi," ungkapnya di thematic store Buttonscarves di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Linda turun langsung dalam desain dan pengembangan produk Buttonscarves. Beberapa tahun pertama bisnisnya masih berjalan di online shop dan situs resmi Buttonscarves, namun pada 2018 label ini mulai merambah ke toko offline. Salah satu alasannya adalah karena permintaan yang tinggi dari para pelanggan.

Toko offline pertama Buttonscarves dibuka di FX Senayan, Jakarta.

"Alhamdulillah sambutan toko offline sangat baik," tuturnya.

Saat ini, Buttonscarves sudah memiliki 11 toko yang tersebar di seluruh Indonesia, utamanya Pulau Sumatera dan Jawa.

Di 2020, Buttonscarves berencana membuka sedikitnya lima toko lagi, termasuk di sebuah pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur.

Cerita di balik sehelai kain

Printed-scarf atau scarf bermotif menjadi item andalan Buttonscarves. Linda mengatakan, dalam satu tahun mereka bisa memproduksi lima hingga enam koleksi scarf.

Kebanyakan scarf memiliki cerita tersendiri di balik guratan motifnya. Seperti koleksi "Ginkgo" yang terinspirasi dari musim gugur di Jepang atau koleksi "New York" yang mengambil inspirasi landskap gedung-gedung pencakar langit.

Begitu pula dengan koleksi terbaru mereka, Louvre, yang terinspirasi dari Museum Louvre di Paris.

Linda mengakui bahwa inspirasi-inspirasi tersebut didapatkannya dari perjalanan di negara-negara terkait.

"Aku pernah mengunjungi Museum Louvre ini, sangat cantik dan aku sangat terinspirasi sehingga aku ingin membawa kenangannya dalam bentuk sebuah scarf," kata dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com