Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkacalah dari Angka Kematian akibat Virus Corona di Italia

Kompas.com - 20/03/2020, 09:12 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Artinya, ketika harus menanggapi ancaman nyata seperti infeksi virus, ada risiko besar untuk tubuh bereaksi berlebihan.

Reaksi kekebalan tubuh dapat menyebabkan sepsis atau kegagalan organ, yang sering berakibat fatal dan diketahui sebagai penyebab kematian di antara pasien virus corona.

Seorang ahli perawatan kritis yang bekerja di Beijing, Du Bin, mengatakan kepada Bloomberg, dari apa yang diberitahu oleh dokter lain dan data yang didapatkannya, hipertensi memang merupakan faktor bahaya utama dibandingkan penyakit penyerta lainnya.

"Meskipun belum ada penelitian yang diterbitkan tentang itu, kami meyakini hipertensi bisa menjadi faktor penting dalam menyebabkan kondisi pasien memburuk, yang mengarah ke prognosis buruk," kata dia.

Baca juga: Virus Corona pada Wanita Hamil Tak Terbukti Bisa Menular ke Bayinya

Penelitian di Italia juga menemukan, usia rata-rata orang yang meninggal akibat virus di Italia adalah 79,5 tahun.

Dari catatan itu, jumlah rata-rata pasien perempuan lebih tinggi daripada pasien laki-laki.

Itu juga konsisten dengan temuan sebelumnya dari seluruh dunia bahwa orangtua lebih rentan terhadap penyakit.

Populasi warga usia lanjut di Italia adalah yang kedua terbesar di dunia setelah Jepang.

Selain itu, negara itu sejauh ini memiliki jumlah kasus terbanyak di Eropa, dengan lebih dari 35.000 kasus, dan lebih dari 2.900 kematian.

Tingginya angka tersebut membuat Pemerintah Italia menerapkan kebijakan lockdown sejak 8 Maret lalu.

Masyarakat Indonesia mungkin bisa melihat kasus Italia untuk menghadapi ancaman Covid-19 di Tanah Air.

Kita memang bisa saja terinfeksi lewat cara dan di tempat yang tak terduga, namun tindakan pencegahan selalu bisa kita upayakan.

Mulai dari rutin mencuci tangan dengan benar, membatasi aktivitas sosial di luar rumah, hingga menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com