Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sajadah Bisa Jadi Media Penyebaran Virus Corona, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 20/03/2020, 17:34 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus Corona semakin mewabah di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Masyarakat pun diimbau untuk menjalankan gaya hidup bersih dan menjaga daya tahan tubuh demi mengurangi risiko terkena infeksi virus corona.

Termasuk ketika beribadah, Umat Islam disarankan untuk menggunakan sajadah sendiri terlebih jika beribadah di masjid atau tempat umum.

Baca juga: Berapa Lama Virus Corona Bertahan di Pakaian, Bagaimana Mencucinya?

Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah mengeluarkan imbauan untuk menghentikan sementara kegiatan shalat Jumat selama virus corona masih mewabah.

Imbauan ini utamanya ditujukan kepada wilayah-wilayah dengan tingkat penyebaran virus corona tinggi.

Benarkah sajadah bisa menjadi media penularan virus corona?

Terkait hal tersebut, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SsPD-KGEH, MMB menjelaskan, sajadah bisa menjadi media penyebaran virus corona jika ada seseorang yang memakainya dalam kondisi telah terinfeksi virus.

"Ketika dipakai orang, orang itu bersin, virus memang menempel. Oleh karena itu saya dalam tanda petik setuju jika kita perlu membawa sajadah sendiri," kata Ari dalam konferensi pers daring, Jumat (20/3/2020).

Baca juga: Studi: Virus Corona Bisa Bertahan Lama di Udara dan Permukaan

Faktor suhu juga berpengaruh terhadap daya tahan virus tersebut di sebuah benda. Ari mencontohkan, di daerah panas dengan suhu 30 derajat Celcius, virus corona bisa mati dalam waktu sekitar satu jam.

Namun, virus cenderung bertahan hidup lebih lama pada daerah dengan suhu dingin, kira-kira selama dua hingga tiga hari.

"Kalau udara dingin apalagi kalau 0 derajat ke bawah virus bisa bertahan lebih lama di permukaan-permukaan tersebut sehingga mudah menular," ungkapnya.

Namun, hal ini sebetulnya tidak hanya berlaku dengan sajadah masjid namun juga barang-barang lainnya. Seperti barang-barang yang biasa kita sentuh seperti gagang pintu atau uang kertas.

Baca juga: Lockdown karena Virus Corona Sebenarnya Seperti Apa?

Namun, ingatlah bahwa virus tersebut tidak selalu bisa bertahan hidup dalam waktu lama.

"Kalau tetesannya terpercik ke uang, berapa lama? Kalau dalam hitungan menit dipegang orang lain kemudian orang lain tersebut menggaruk hidung ada potensi menular. Tapi kalau sudah lama di dompet saya rasa tidak perlu takut," ujarnya.

Secara umum, Ari mengimbau masyarakat untuk tetap tenang menghadapi wabah corona virus ini.

Sebab, stres justru bisa menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko seseorang terkena virus corona.

Di samping itu, upayakan melakukan gaya hidup sehat seperti makan teratur, istirahat cukup, menjaga tubuh tetap aktif bergerak, serta mengurangi atau menghentikan merokok dan konsumsi alkohol.

"Memang yang penting adalah melakukan social distancing karena dalam situasi ini kalau berkumpul mudah sekali terjadi penyebaran virus," kata Ari.

Baca juga: Avigan Favipiravir, Obat Flu Jepang yang Disebut Efektif Hadapi Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com