Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Hanya Lansia, Orang Usia Muda Juga Berisiko Kritis karena Corona

Kompas.com - 23/03/2020, 15:30 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona, memang jauh lebih mematikan pada orang tua, tetapi lebih banyak kasus pada orang berusia muda yang sehat mengalami sakit kritis.

Dari kasus yang dilaporkan pertama di AS, sekitar 40 persen pasien yang memerlukan rawat inap berada di rentang usia 20 - 54 tahun, menurut laporan terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Sementara itu, makin banyak kisah tragis dari orang berusia muda yang kemudian sakit parah dan sekarat karena virus corona.

Dua pekerja perawat kesehatan berusia 29 tahun sakit parah di Wuhan dan hanya satu orang yang selamat, menurut laporan The New York Times.

Baca juga: WHO: Sebanyak 20 Vaksin Virus Corona Tengah Dikembangkan

Cerita lain muncul tentang orang-orang berusia di bawah 50 tahun dengan gejala serius hingga ramai dibicarakan di media sosial, seiring itu muncul juga pertanyaan apakah orang berusia muda yang sehat harus lebih peduli akan kasus Covid-19.

Ada alasan bagi orang di setiap kelompok usia untuk berhati-hati, kata pakar kesehatan, namun bukan karena pemahaman tentang siapa yang paling rentan terhadap virus sudah berubah.

Hanya karena orang tua lebih mungkin mengembangkan kasus Covid-19 yang parah atau lebih berisiko meninggal dunia, tidak berarti orang yang lebih muda terbebas dari ancaman itu.

Sedikit jumlah dari kasus Covid-19 terparah di kalangan orang berusia muda masih belum membuktikan data yang menunjukkan, bahwa manula adalah yang paling rentan.

Data CDC menyoroti kaum muda tidak kebal terhadap sakit parah, dengan 38 persen pasien yang dirawat di rumah sakit berusia antara 20 - 54 tahun.

Namun, data tersebut mungkin tidak sepenuhnya mewakili apa yang terjadi di Amerika Serikat.

Baca juga: Ini Sebabnya Pria Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona

Laporan CDC menganalisis 2.500 kasus pertama yang dilaporkan di AS, dan gelombang kasus pertama bisa menjadi yang terparah karena pengujian sangat terbatas di negara ini untuk beberapa waktu.

Pasien yang memiliki gejala paling menonjol adalah mereka yang dites terlebih dahulu, maka bisa saja orang dengan gejala lebih rendah tidak diperhatikan.

Namun, data itu mengonfirmasi apa yang telah dipelajari dari negara lain. Yaitu risiko kematian akibat Covid-19 meningkat drastis seiring bertambahnya usia, dengan 80 persen kematian pada orang di atas 65 tahun.

Di AS, kemungkinan akan ada lebih banyak orang berusia muda yang mengalami sakit lebih parah selama beberapa minggu ke depan, karena pandemi ini masih terus berkembang.

Hari demi hari akan berlalu sebelum seseorang mulai merasakan gejala Covid-19.

Baca juga: Mandi Air Panas Tidak Membasmi Virus Corona

Jadi, para ahli mengantisipasi lonjakan jumlah kasus di AS, karena mereka yang berada dalam masa inkubasi mulai merasa kesakitan dan lebih banyak orang dites untuk virus corona.

"Saya pikir ini hampir merupakan masalah matematika dalam beberapa hal," kata Benjamin Singer, asisten profesor kedokteran paru-paru dan perawatan kritis di Northwestern University Feinberg School of Medicine.

"Bahkan dengan kemungkinan lebih rendah dari orang berusia muda untuk sakit kritis, beberapa orang akan mengalami sakit kritis, kasus-kasus ini bermunculan lagi dan lagi."

Kondisi kesehatan yang buruk juga dapat membuat mereka yang berusia lebih muda rentan terhadap kasus virus corona yang parah.

"Di mana kita menemukan kasus parah atau kematian pada orang muda, kami tidak benar-benar memiliki informasi lengkap tentang pasien seperti ini."

Demikian kata Lee Riley, ketua divisi penyakit menular dan vaksinologi di University of California, Berkeley.

Baca juga: Gangguan Indera Perasa dan Penciuman pada Pasien Corona, Kenapa?

Ada kemungkinan sebagian orang berusia muda memiliki kondisi medis yang tidak diketahui.

Kondisi kronis yang dapat memengaruhi orang muda, seperti diabetes, membuat mereka lebih sulit untuk pulih dari penyakit.

Bahkan orang berusia lebih muda yang merasa sehat perlu menangani pandemi secara serius karena mereka dapat menyebarkan virus bahkan tanpa gejala apa pun, kata Anthony Fauci, kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

"Jangan bersikap 'saya masih muda, saya kebal,'" kata Fauci pada konferensi pers.

"Kita tidak ingin membahayakan orang yang kita cintai, terutama mereka yang sudah lanjut usia dan mereka yang memiliki kondisi membahayakan."

"Kami tidak dapat melakukan ini tanpa orang-orang muda yang mau bekerja sama. Tolong bekerja sama dengan kami."

Baca juga: Mungkinkah Tertular Virus Corona dari Pembungkus Paket Belanja Online?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com