KOMPAS.com – Klaim yang diberikan alat pembersih udara (air purifier) memang tampak menjanjikan: membersihkan udara dalam rumah, menyingkirkan kotoran, debu, hingga bulu binatang.
Fakta yang menyebut bahwa udara dalam ruangan memiliki polutan yang lebih tinggi dibanding di luar ruang, klaim-klaim yang diiklankan alat pembersih udara memang berhasil membuat banyak orang tertarik. Namun, seberapa efektifkah alat ini?
Cara kerja
Alat pembersih udara biasanya mengandung filter berlapis-lapis, kipas untuk menyedot dan sirkulasi udara.
Saat udara bergerak masuk ke dalam filter, polutan dan partikel ikut tertangkap dan udara bersih dihembuskan lagi keluar.
Biasanya, filter pembersih udara terbuat dari kertas, fiberglass, atau jaring, dan butuh diganti secara berkala agar bisa berfungsi optimal.
Ini berarti, selain membeli alat pembersih udaranya, kita juga harus menyisihkan dana operasional untuk mengganti filter.
Berapa lama filter itu bisa dipakai tergantung pada pemakaian dan tipe alatnya. Beberapa filter dapat dipakai ulang setelah dicuci, tetapi butuh perawatan lebih teliti.
Baca juga: 10 Tanaman Pembersih Udara yang Terbukti Ampuh Usir Penyakit
Jawaban singkatnya adalah iya. Tetapi, pembersih udara tidak akan menghilangkan atau menetralisir semua partikel yang menjengkelkan di rumah.
Faktanya, banyak partikel yang bisa bertahan lama di permukaan, seperti furnitur, sprei, karpet, dan juga permukaan keras seperti tembok.
Walau demikian, pembersih udara bisa dipakai sebagai pelengkap untuk menyaring beberapa partikel ini:
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.