Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2020, 10:34 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Awal bulan ini, US Centers for Disease Control and Prevention memperbarui rekomendasi COVID-19 yang secara khusus menyebutkan orang berusia lanjut dan orang dengan kondisi medis serius.

Mereka menyebut kelompok ini "berisiko lebih tinggi".

Namun, kelompok lain ternyata bisa sangat rentan terhadap COVID-19 dan masih jarang diperhatikan, yaitu mereka yang merokok, merokok vape, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang.

"Komunitas studi harus waspada terhadap kemungkinan COVID-19 dapat menyerang beberapa populasi dengan gangguan penggunaan narkoba."

Demikian tulis Dr. Nora Volkow, direktur National Institute on Drug Abuse dalam unggahan blog yang diterbitkan minggu lalu.

Karena COVID-19 menyerang paru-paru, mereka yang merokok tembakau, ganja, atau vape bisa terancam, kata Volkow.

"Ketika paru-paru seseorang terkena flu atau infeksi lain, efek buruk dari merokok atau vape jauh lebih serius daripada orang-orang yang tidak merokok atau vape."

Demikian yang ditulis Stanton Glantz, profesor kedokteran dan direktur Center of Tobacco Research Control and Education di University of California, San Francisco, dalam unggahan blog pada Selasa lalu.

"Vaping memengaruhi paru-paru kita di setiap level. Ini memengaruhi fungsi kekebalan di rongga hidung kita dan silia yang mendorong benda asing keluar."

"Kemampuan saluran udara bagian atas kita untuk membersihkan virus terganggu," kata Glantz.

"Beberapa rekan saya telah mencatat orang di bawah usia 30 yang terinfeksi COVID-19 harus dirawat di rumah sakit. Dan penyebabnya adalah vape."

Namun, ia menambahkan, belum ada penelitian atau bukti yang cukup untuk mendukung apakah ada kaitan antara vape dan risiko virus corona.

Orang yang merokok pada umumnya berisiko tinggi mengalami komplikasi serius, seperti sindrom gangguan pernapasan akut, ketika mengalami infeksi parah.

Peluang kasus Covid-19 menjadi lebih parah 14 kali lipat di antara orang-orang yang memiliki riwayat merokok daripada bukan perokok, kata Glantz, mengutip penelitian dari Cina yang diterbitkan dalam Chinese Medical Journal.

Studi ini juga menemukan mereka yang memiliki riwayat merokok memiliki risiko 14 persen lebih tinggi terkena pneumonia.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com