Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Peraih Nobel Prediksi Epidemi Covid-19 Akan Cepat Berakhir

Kompas.com - 26/03/2020, 12:51 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber LA Times

Misalnya, di Korea Selatan, kasus baru memang masih muncul dan membuat jumlah total kasus bertambah. Namun, perhitungan kasus baru setiap harinya telah menurun dalam beberapa minggu terakhir dengan angka tetap di bawah 200.

Data itu menunjukkan bahwa wabah corona di sana mungkin sudah mereda.

Di Iran, jumlah kasus baru Covid-19 yang terkonfirmasi per harinya relatif datar pada pekan lalu. Pada Senin pekan lalu, kenaikan kasus mencapai 1.053, tetapi pada hari Minggu hanya 1.028.

Meskipun angka kasus baru tersebut terbilang masih cukup tinggi, kata Levitt, tetapi polanya menunjukkan bahwa wabah di sana seolah sudah melewati batas setengah jalan.

Baca juga: Di Sebuah Desa di Italia, Dampak Covid-19 Lebih Buruk dari Perang Dunia II

Sementara jumlah kasus baru di Italia diperkirakan masih akan terus meninggi. Di negara itu, jumlah kasus baru yang terkonfirmasi terus meningkat pada sebagian besar hari dalam sepekan terakhir ini.

Di tempat-tempat yang telah berhasil pulih dari wabah awal, para pejabat masih harus mengantisipasi fakta bahwa virus corona dapat kembali.


Seperti China yang sekarang sedang berjuang menghentikan gelombang infeksi baru yang datang dari tempat-tempat di mana virus itu menyebar tak terkendali. Negara-negara lain, menurut dia, hampir pasti menghadapi masalah yang sama.

Baca juga: Kenali Gejala Virus Corona dari Hari ke Hari

Levitt mengakui bahwa angka-angkanya berantakan dan jumlah kasus resmi di banyak daerah terlalu rendah karena sistem pengujiannya sangat buruk.

Namun, bahkan dengan data yang tidak lengkap, tren penurunan yang konsisten menunjukkan adanya beberapa faktor yang menentukan, bukan hanya soal kekacauan angka-angka jumlah.

Dengan kata lain, kita masih bisa membandingkan jumlah kasus pada satu hari dengan hari berikutnya.

Lintasan kematian mendukung penemuannya karena mengikuti tren dasar yang sama dengan kasus-kasus baru yang dikonfirmasi.

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus coronaShutterstock Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona

Begitu juga data dari wabah virus di lingkungan terbatas, seperti di kapal pesiar Diamond Princess. Dari 3.711 orang di dalamnya, 712 terinfeksi dan delapan meninggal.

Eksperimen yang tidak disengaja dalam penyebaran virus corona ini akan membantu para peneliti memperkirakan jumlah kematian yang akan terjadi pada populasi keseluruhan.

Misalnya, data Diamond Princess memungkinkannya untuk memperkirakan bahwa terkena Covid-19 menggandakan risiko seseorang meninggal dalam dua bulan ke depan.

Kebanyakan orang memiliki risiko kematian yang sangat rendah dalam periode dua bulan, sehingga risiko kematian sangatlah rendah, bahkan ketika sudah digandakan.

Terkait temuan Levitt, seorang ahli biostatistik di University of Massachusetts Amherst, Nicholas Reich, mengatakan, banyaknya perspektif para ahli dapat lebih mengarahkan pengambilan keputusan yang rumit dari para pembuat keputusan pada waktu-waktu mendatang.

Baca juga: Hantavirus Tidak Menular, Ini Kata Pakar...

Tidak separah yang terjadi

Levitt mengatakan, ia mendukung langkah-langkah kuat untuk memerangi wabah tersebut.

Menurut dia, mandat pembatasan sosial sangat penting, terutama larangan pertemuan besar, karena virus ini sangat baru sehingga penduduk tidak memiliki kekebalan terhadapnya dan vaksin kemungkinan baru bisa digunakan beberapa bulan lagi.

Meski begitu, lanjutnya, mendapatkan vaksinasi flu juga penting untuk mengurangi kemungkinan rumah sakit dibanjiri pasien karena virus corona tidak terdeteksi.

"Mungkin ini faktor (kasus membeludak) di Italia, negara dengan gerakan anti-vaksin yang kuat," katanya.

Dia menambahkan, pemberitaan juga berkontribusi besar terhadap kepanikan yang tidak perlu di masyarakat.

Padahal, kasus penyakit lainnya yang juga menyebabkan kematian dengan angka tinggi tidak hanya virus corona, tetapi hal itu tidak banyak diberitakan.

Levitt khawatir, langkah-langkah kesehatan masyarakat yang telah menyebabkan gangguan ekonomi yang besar ini justru dapat menyebabkan bencana kesehatan mereka sendiri, seperti kemiskinan dan keputusasaan karena kehilangan pekerjaan.

Halaman:
Sumber LA Times
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com