Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan DBD dan Corona Tak Begitu Kentara, Bisa Buat Salah Diagnosis

Kompas.com - 27/03/2020, 09:15 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Sebagai virus yang baru berusia beberapa bulan, masih banyak sifat dari SARS-COV-2 (penyebab Covid-19) yang belum diketahui.

Hal ini membuat gejala penyakit ini sering kali dianggap sebagai gejala penyakit lain yang lebih familiar, salah satunya demam berdarah dengue (DBD). Tidak banyak yang tahu, perbedaan DBD dan corona sebenarnya tipis.

Baik DBD maupun Covid-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Sehingga, gejala awal yang terjadi memang bisa saja mirip, seperti demam, nyeri otot, dan badan terasa lemas.

Menurut laporan yang diterbitkan di Singapura, ada dua contoh kasus yang menggambarkan kesalahan diagnosis Covid-19 menjadi demam berdarah dengue.

Di Indonesia, seorang artis ibu kota yang positif terinfeksi Covid-19 pun sebelumnya menerima perawatan di rumah sakit dengan diagnosis awal demam berdarah.

Mengapa DBD dan corona dianggap mirip?

Infeksi virus DBD dan corona sulit untuk dibedakan karena keduanya memiliki ciri klinis serta laboratoris yang mirip. Sebagai contoh, seorang pasien di Singapura datang dengan mengalami gejala yang mirip dengan gejala DBD, seperti:

  • Demam
  • Batuk
  • Nilai trombositnya rendah
  • Nilai leukositnya rendah

Ia tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri serta tidak merasa pernah berkontak dengan orang yang positif Covid-19. Lalu, pemeriksaan rontgen pun menunjukkan hasil baik. Setelah itu, dokter memeriksanya dengan melakukan rapid test untuk DBD dan hasilnya positif.

Akhirnya, dokter memutuskan untuk mendiagnosis kondisinya sebagai DBD. Namun, setelah beberapa hari menjalani perawatan, pasien tak kunjung membaik dan malah mengalami gejala tambahan, yaitu sesak napas.

Setelah melakukan pemeriksaan rontgen paru ulangan, dokter memutuskan untuk menjalankan pemeriksaan swab pada pasien. Hasilnya, ternyata pasien positif Covid-19.

Laporan tidak jauh berbeda juga terjadi pada pasien kedua di Singapura. Bedanya, gejala yang ia alami juga ditambah dengan lemas, nyeri otot, dan diare.

Karena kondisinya yang tak kunjung membaik setelah dirawat akibat DBD, maka dokter memutuskan untuk melakukan pemeriksaan tambahan, termasuk swab untuk corona dan ternyata, hasilnya pun positif Covid-19.

Kesalahan diagnosis kedua pasien ini, disebut dalam laporan tersebut adalah karena hasil false positif atau positif palsu saat dilakukan rapid test DBD.

Karena itu, ada baiknya jika memenuhi kriteria, pasien suspect DBD juga menjalani tes Covid-19 untuk mendapatkan diagnosis yang lebih pasti.

Baca juga: 7 Cara Menjaga Kebersihan Diri untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Lalu, apakah perbedaan infeksi DBD dan virus corona?

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com