Jika tekanan terus menerus terjadi, pressure cooker akan rusak di titik tertentu. Analogi ini sama seperti tubuh manusia ketika tidak lagi bisa menghadapi stres ekstrem.
Baca juga: Stres Berlebihan, Waspada Sakit Kepala Berkepanjangan
Penyakit fisik akibat gangguan psikosomatis
Ada banyak kasus yang menunjukkan bagaimana gangguan psikosomatis berdampak pada kondisi fisik seseorang. Bagian tubuh yang terdampak juga tidak pasti, bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Beberapa kondisi fisik yang mungkin terdampak adalah:
Kekebalan tubuh menurun
Sudah pasti stres menyebabkan kekebalan tubuh menurun. Mulai dari yang paling ringan, orang jadi lebih mudah jatuh sakit saat stres. Ketika mengalami stres, tubuh menghasilkan kortisol dan adrenalin yang memicu radang.
Gangguan fungsi organ tubuh
Lebih lanjut, gangguan psikosomatis juga bisa memicu masalah pada fungsi organ tubuh. Mulai dari tekanan darah tinggi, gula darah melejit, gangguan pencernaan seperti sakit maag, dan banyak lagi.
Masalah kulit
Salah satu masalah pada kulit yang juga rentan menjadi lebih buruk akibat masalah mental adalah psoriasis, eksim, dan masalah kulit lainnya.
Terkadang, semakin parah gangguan psikosomatis yang dialami seseorang, akan semakin parah pula masalah kulit yang dialami.
Ada persepsi yang menyebutkan bahwa gangguan psikosomatis terkesan dibuat-buat oleh penderitanya. Contohnya, ketika seseorang mengaku tak bisa melihat meski matanya tidak mengalami cedera tertentu. Atau kasus lain saat jari seseorang menjadi kaku dan tidak bisa diluruskan kembali.
Terlebih, dokter kerap kali tidak menemukan masalah fisik atau penyakit pada penderita gangguan psikosomatis. Konsekuensinya, terbentuk miskonsepsi bahwa gangguan psikosomatis adalah “halusinasi”.
Stigma yang terbentuk ini sebenarnya jauh lebih berbahaya. Penderita gangguan psikosomatis akan merasa tidak berhak untuk memeriksakan diri dan mendapat pengobatan. Padahal, itulah yang benar-benar diperlukan.
Cara mengatasi gangguan psikosomatis