Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2020, 12:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
Editor Wisnubrata

SAMPAI saat ini hampir seluruh manusia di bumi mengalami rasa cemas atau kecemasan akibat merebaknya virus Corona (Covid-19).

Banyak negara yang melakukan lockdown di berbagai kota (wilayah) agar virus tidak semakin menyebar. Juga banyak yang melakukan social distancing (menjaga jarak sosial) atau physical distancing (menjaga jarak fisik) versi WHO.

Di Jakarta sudah diberlakukan work from home (WFH) selama 14 hari, bahkan lebih. Kampus pun memberlakukan kuliah online. Demikian juga sekolah-sekolah dasar/menengah memberlakukan cara belajar di rumah.

Intinya sekian hari dianjurkan kumpul di rumah saja, tidak ke mana-mana.

Risau

Virus Corona (Covid-19) kini menjadi momok yang menakutkan. Orang-orang seperti menghadapi musuh yang tidak kelihatan. Kasat mata.

Ujungnya terjadi saling curiga kepada siapa saja, benda apa saja, tempat apa saja, fasilitas apa saja. Sebisa mungkin dihindari semua itu.

Sungguh ini sudah merupakan gangguan kecemasan yang ekstrem. Layaknya agrofobia, ketakutan di tengah kerumunan orang banyak.

Rasa cemas atau kecemasan (anxiety) yang dialami pada orang-orang tentunya hal yang manusiawi. Wajar.

Kecemasan sebagai bagian dari naluri manusia sudah ada sejak manusia dilahirkan. Sebab sepanjang manusia itu menjalani kehidupan sudah pasti menghadapi berbagai tantangan hidup (survival life).

Tantangan setiap orang berbeda-beda. Ada yang berjalan mulus, ada yang tersendat. Ada yang mudah cemas, ada juga yang sangat percaya diri.

Namun kecemasan masih dapat ditoleransi kalau masih ringan, tetapi kalau sudah mengarah pada sikap panik akan termasuk kecemasan berat.

Dalam KBBI arti cemas adalah risau hati (karena khawatir, takut), gelisah. Sedangkan padanan kata cemas menurut Tesaurus.kemdikbud.go.id adalah takut, gamang, gelisah, gemetar, gentar, gugup, kecut hati, keder, khawatir, ngeri, panik, resah, risau, syak, waswas, galau, kalut, kacau, senewen.

Pendapat pakar

Rita L. Atkinson, dkk (1993:212) mengatakan bahwa kecemasan (anxiety) terjadi karena adanya ancaman fisik, ancaman terhadap diri sendiri, dan tekanan untuk melakukan sesuatu di luar kemampuannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com