Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Global karena Virus Corona Lebih Kecil dari Perkiraan

Kompas.com - 01/04/2020, 09:00 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Angka kematian akibat penyakit Covid-19 rata-rata di dunia lebih rendah dibanding angka kematian di Wuhan, China, tempat penyakit ini pertama kali ditemukan. Demikian menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal The Lancet Infectious Disease.

Para ilmuwan memprediksi angka kematian akibat virus ini sekitar 0,66 persen, jauh lebih rendah daripada yang semua diperkirakan, yaitu 2 - 3,4 persen.

Para peneliti mengatakan, tingkat kematian Covid-19 yang lebih rendah ditentukan oleh perhitungan untuk kasus-kasus yang tidak terdiagnosis --bisa disebabkan karena gejalanya ringan atau tidak memiliki gejala.

Kendati begitu, angka kematian akibat virus ini memang bervariasi di tiap negara. Secara global angka kematian sebesar 4 persen. Di Indonesia, angka kematiannya mencapai 8.6 persen, tertinggi di dunia.

Kasus tak terdeteksi

Penelitian yang dilakukan oleh Azra Ghani dari Inggris itu menggunakan pemodelan berdasarkan jumlah kasus terdeteksi di antara warga yang dipulangkan dan secara agresif diuji untuk virus tersebut.

Sejalan dengan hasil studi lain, para peneliti menemukan mayoritas kematian adalah di antara orang dewasa yang berusia 80 tahun atau lebih. Angka kematiannya mencapai 10 kali lipat dibanding pada orang muda.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 1 April: 854.608 Kasus di 201 Negara, 176.908 Sembuh

"Mungkin ada kasus yang mendapat banyak perhatian media, tetapi analisis kami jelas menunjukkan pada orang berusia 50 tahun ke atas, perlu rawat inap jauh daripada usia di bawah 50 tahun, dan proporsi lebih besar dari kasus cenderung berakibat fatal."

Para peneliti mencatat, tingkat kematian untuk virus corona lebih tinggi daripada flu, yang menyebabkan kematian pada 0,1 persen kasus.

"Meskipun tingkat kematian rendah untuk orang lebih muda, sangat jelas anggapan Covid-19 sama seperti influenza adalah salah," kata Shigui Ruan, profesor di department of mathematics di University of Miami, dalam sebuah komentar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com