KOMPAS,com - Hampir semua anak kecil adalah pencinta makanan manis. Cokelat, permen warna-warni, cookies, dan es krim selalu berhasil membuat mereka bahagia.
Tapi, tahukah kamu lonjakan gula yang (untungnya hanya) sementara, tetap bisa berefek buruk pada kesehatan anak?
"Banyak penelitian jangka panjang mengaitkan gula dengan risiko masalah kesehatan di kemudian hari, termasuk diabetes dan obesitas," kata ahli diet anak Jennifer Hyland, RD.
Itu sebabnya, American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia 2 tahun tidak mengkonsumsi gula tambahan sama sekali.
Sedangkan, anak-anak 2 tahun atau lebih tua hanya boleh mengonsumsi tidak lebih dari 25 gram (atau 6 sendok teh) gula tambahan setiap hari.
Baca juga: Ayo Jauhi Gula di Masa Pandemi Virus Corona, Mengapa?
Seberapa burukkah gula untuk seorang anak?
Gula memang manis dan menyenangkan, tetapi masalahnya akan terjadi setelah itu.
"Jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten menyebabkan peningkatan gula darah yang besar dari waktu ke waktu," jelas Hyland.
Hasilnya? Tentu saja risiko resistensi insulin, prediabetes, dan diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.
Terlalu banyak gula juga dapat memengaruhi suasana hati, aktivitas, dan tingkat hiperaktif anak.
“Ini memengaruhi perilaku anak-anak karena gula darah mereka seperti roller coaster; naik dan turun sepanjang hari, "Hyland menunjukkan.
Tetapi perlu diingat, bahwa tidak semua gula diciptakan sama. "Jadi, jangan takut untuk mengonsumsi buah, biji-bijian, atau kacang-kacangan meskipun mereka memiliki gula. Karena itu adalah gula alami, ” kata Hyland.
“Gula alami diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Yang jadi masalah adalah gula yang ditambahkan. "